5 Teleskop Luar Angkasa yang Jarang Diketahui

Teleskop yang paling terkenal saat ini adalah Hubble yang berhasil mengamati objek-objek yang letaknya jutaan hingga milyaran tahun cahaya. Namun, selain Hubble, ternyata ada beberapa teleskop lain yang juga memiliki peran penting dalam pengamatan luar angkasa.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 26 Jul 2024, 03:00 WIB
Diterbitkan 26 Jul 2024, 03:00 WIB
Potret Luar Angkasa Ini Sanggup Bikin Kamu Berharap Jadi Astronot
Keindahan potret luar angkasa melalui Teleskop Spitzer.

Liputan6.com, Jakarta - Teleskop atau teropong bintang adalah alat optik yang digunakan untuk melihat benda-benda yang jauh agar lebih dekat dan jelas. Teleskop luar angkasa dapat fokus pada berbagai area atau peristiwa tertentu seperti menemukan lubang hitam.

Teleskop yang paling terkenal saat ini adalah Hubble yang berhasil mengamati objek-objek yang letaknya jutaan hingga milyaran tahun cahaya. Namun, selain Hubble, ternyata ada beberapa teleskop lain yang juga memiliki peran penting dalam pengamatan luar angkasa.

Berikut teleskop luar angkasa jarang diketahui.

1. Spitzer Space Telescope

Melansir laman NASA pada Kamis (25/07/2024), Spitzer Space Teleskop adalah teleskop penangkap cahaya infra merah milik NASA yang diluncurkan pada 2003. Teleskop canggih ini bekerja dengan mengumpulkan radiasi infra merah yang dipancarkan oleh objek-objek kosmik.

Teleskop Spitzer dirancang khusus untuk mengamati benda-benda asing yang jauh hingga yang dekat, seperti galaksi, blackholes, dan komet. Spitzer Space Telescope ditempatkan di atas atmosfer karena sinar infra merah bisa habis terserap oleh atmosfer Bumi.

2. Herschel Space Observatory

Teleskop Herschel Space Observatory diluncurkan pada 2009 oleh Badan Antariksa Eropa (ESA). Teleskop Herschel adalah sebuah observatorium luar angkasa yang dirancang khusus untuk mengamati alam semesta dalam cahaya inframerah jauh.

Dengan cermin utama berdiameter 3,5 meter, Herschel adalah teleskop inframerah terbesar yang pernah diluncurkan. Teleskop ini memiliki kemampuan untuk mengamati benda-benda dingin dan tertutup debu yang tidak terlihat oleh teleskop lain.

Sayangnya, misi Teleskop Herschel berakhir pada 2013 setelah kehabisan helium cair yang digunakan untuk mendinginkan instrumennya.

 

Planck Observatory

3. Planck Observatory

Planck Observatory adalah teleskop penangkap microwave atau gelombang mikro milik ESA yang diluncurkan pada 2009, bersamaan dengan teleskop Herschel. Misi utama dari teleskop ini yakni untuk menangkap Latar Belakang Gelombang Mikro Kosmik, radiasi peninggalan dari Big Bang di 14.000 tahun yang lalu.

Dikutip dari laman ESA pada Kamis (25/07/2024), teleskop Planck mengukur variasi suhu di latar belakang gelombang mikro ini dengan sensitivitas, resolusi sudut, dan rentang frekuensi yang jauh lebih baik daripada satelit mana pun. Hal ini memberi para astronom pandangan yang belum pernah tersingkap sebelumnya, tentang alam semesta ketika ia masih sangat muda, sekiranya baru berusia 300.000 tahun.

4. Kepler Mission

Teleskop Kepler Mission adalah sebuah misi ambisius yang diluncurkan oleh NASA. Misi utama teleskop ini adalah mencari planet-planet mirip Bumi di luar tata surya kita.

Misi ini dinamai berdasarkan nama Johannes Kepler, seorang astronom terkenal yang memberikan kontribusi besar dalam memahami pergerakan planet. Teleskop Kepler menggunakan metode transit untuk mendeteksi planet.

Ketika sebuah planet melintas di depan bintangnya, cahaya bintang akan sedikit meredup. Dengan mengamati perubahan kecerahan bintang secara berulang, para ilmuwan dapat menyimpulkan keberadaan planet dan menghitung ukuran serta periode orbitnya.

Meskipun telah memberikan kontribusi yang sangat besar dalam bidang eksoplanet, misi Kepler akhirnya berakhir pada 2018 karena habisnya bahan bakar.

5. Chandra X-ray Observatory

Chandra X-ray Observatory adalah sebuah teleskop khusus milik NASA untuk menangkap sinar X yang dipancarkan oleh objek-objek kosmik yang berada di daerah panas, seperti bintang meledak, klaster galaksi, dan materi di sekitar black hole. Teleskop yang diluncurkan pada tahun 1999 ini ditempatkan di atas ketinggian yang mencapai 139.000 kilometer.

Hal itu karena sinar X dapat terserap oleh lapisan atmosfer, sehingga akan sulit terdeteksi dari permukaan Bumi. Teleskop Chandra telah menangkap berbagai citra objek-objek kosmik yang menakjubkan, seperti materi sisa ledakan bintang dan black hole yang berada di pusat galaksi Bima Sakti.

Meskipun telah beroperasi selama lebih dari dua dekade, Chandra tetap menjadi salah satu instrumen astronomi paling penting dan produktif.

(Tifani)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya