Liputan6.com, Teheran - Sebuah laporan menyebut Islamic Revolutionary Guard Corps (IRGC) atau Agen Garda Revolusi Iran yang direkrut Mossad (badan intelijen Israel) menaruh bom di bawah tempat tidur Haniyeh beberapa jam sebelumnya.
Menurut laporan Jewish Chronicle yang dikutip dari Times of Israel, Kamis (8/8/2024), bom yang menewaskan pemimpin biro politik Hamas Ismail Haniyeh di wisma tamu di Teheran ditanam beberapa jam sebelum ia dibunuh oleh dua agen Korps Garda Revolusi Islam yang direkrut Mossad dan bukan beberapa minggu atau bulan sebelumnya.
Baca Juga
Laporan yang tidak menyebutkan sumber mengatakan kedua warga negara Iran, anggota unit perlindungan Ansar al-Mahdi Garda Revolusi, masuk dan keluar kamar Haniyeh dalam hitungan menit, dan dibiarkan keluar dari kompleks tanpa menimbulkan kecurigaan apa pun.
Advertisement
Mossad, badan intelijen Israel itu kemudian dilaporkan menyelundupkan mereka keluar negeri satu jam kemudian.
Laporan itu juga mengatakan bom diletakkan di bawah tempat tidur Haniyeh dan diledakkan dari jarak jauh oleh robot.
Spekulasi bom sebagai penyebab kematian Ismail Haniyeh mengemuka belum lama ini, setelah seorang sumber menyebut pemimpin Hamas Ismail Haniyeh terbunuh di Iran akibat bom yang ditanam beberapa bulan sebelum ledakan.Â
"Pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh dibunuh di Teheran pada hari Rabu menggunakan alat peledak yang disembunyikan secara rahasia di wisma tempat ia menginap," kata seorang sumber yang mengetahui masalah tersebut kepada CNN yang dikutip Jumat (2/8).Â
Menurut sumber tersebut, yang telah diberi pengarahan tentang operasi tersebut, bom itu disembunyikan sekitar dua bulan lalu di wisma tempat Haniyeh diketahui menginap di Teheran dan diledakkan dari jarak jauh saat ia berada di dalam kamarnya di sana.
Â
Misteri Pembunuhan Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh, Saksi Mata: Bukan dengan Bom yang Ditanam
Sementara itu, tiga orang yang berada di gedung yang dijaga ketat di Teheran, Iran, tempat Ismail Haniyeh dibunuh menuturkan bahwa pemimpin biro politik Hamas itu tewas oleh proyektil yang ditembakkan ke kamarnya, bukan bom yang ditanam.
Orang-orang tersebut, yang salah satunya tinggal di kamar dekat kamar Haniyeh, mengatakan pada hari Jumat (2/8/2024) bahwa mereka mendengar suara-suara sebelum ledakan mengguncang gedung, suara-suara yang mereka katakan tampaknya konsisten dengan suara yang dihasilkan oleh rudal.
"Ini jelas proyektil dan bukan bom yang ditanam," ujar salah satu saksi kepada Middle East Eye (MEE) seperti dikutip pada Sabtu (3/8), seraya menambahkan bahwa mereka melihat akibat ledakan yang tampaknya konsisten dengan serangan rudal.
Dua orang lainnya, yang tinggal di lantai terpisah, juga menyaksikan akibat serangan tersebut, yang mengakibatkan runtuhnya sebagian langit-langit dan dinding luar kamar Haniyeh.
Â
Advertisement
Ismail Haniyeh, Sosok Kunci Negosiasi Gencatan Senjata di Jalur Gaza
Ismail Haniyeh, seorang pejabat senior Hamas yang memainkan peran kunci dalam negosiasi gencatan senjata di Jalur Gaza, tewas bersama pengawalnya yang telah lama bertugas, Wasim Abu Shaaban, pada hari Rabu (31/7), beberapa jam setelah mereka menghadiri upacara pelantikan presiden baru Iran, Masoud Pezeshkian.
Pembunuhan Haniyeh adalah pembunuhan besar kedua yang terjadi dalam waktu berdekatan. Pada Selasa (30/7), serangan Israel ke Beirut, Lebanon, menewaskan komandan senior Hizbullah, Fuad Shukr.
Pembunuhan dua tokoh senior Hizbullah dan Hamas telah meningkatkan kekhawatiran akan terjadinya perang besar-besaran.
Sumber yang dekat dengan pejabat di kepresidenan Iran menuturkan kepada MEE bahwa bangunan tempat Haniyeh dan beberapa tamu Palestina lainnya menginap terletak di dekat Istana Saadabad di Teheran dan dijaga oleh Garda Revolusi Republik Islam (IRGC).
Menurut analisis area, bangunan terletak di lereng bukit di tepi utara Teheran, di kaki pegunungan Alborz. Tidak ada bangunan tempat tinggal lain di sekitar kompleks tersebut.
Tak lama setelah pembunuhan itu, pejabat senior Hamas Khalil Al-Hayya menuturkan kepada wartawan dengan mengutip saksi mata bahwa serangan itu dilakukan oleh rudal yang "langsung menyerang" Haniyeh.
Dalam konferensi persnya di Teheran, Hayya menambahkan meskipun Hamas maupun Iran tidak menginginkan perang regional, pembunuhan itu perlu dibalas.
Israel Dalangnya?
Pada hari Rabu (31/7), komisi keamanan nasional dan kebijakan luar negeri parlemen Iran mengadakan pertemuan darurat untuk membahas pembunuhan Haniyeh. Namun, seorang pejabat senior polisi mengatakan kepada komisi itu bahwa dia tidak memiliki informasi untuk disampaikan kepada anggota parlemen dan tidak seorang pun dari IRGC menghadiri pertemuan itu.
Sementara itu, pada hari Kamis (1/8), New York Times melaporkan bahwa Haniyeh tewas oleh bom canggih yang ditanam di kamarnya sekitar dua bulan sebelumnya.
Namun, kantor berita Fars yang berafiliasi dengan IRGC melaporkan penyelidikan menunjukkan bahwa Haniyeh "terkena proyektil". Mereka menyimpulkan bahwa keterlibatan Israel "tidak dapat dikesampingkan".
Israel tidak menyangkal bertanggung jawab atas pembunuhan Haniyeh. Namun, ketika ditanya soal kematian Haniyeh dalam konferensi pers pada Kamis, juru bicara militer Israel Daniel Hagari mengatakan, "Selain pemusnahan pemimpin senior Hizbullah Fuad Shukr di Lebanon, kami tidak melakukan serangan udara apa pun malam itu di mana pun di Timur Tengah."
Mengutip Reuters dan Al Jazeera, Haniyeh tewas pada Rabu sekitar pukul 02.00 waktu Teheran.
Adapun The New York Times adalah yang pertama melaporkan rincian pembunuhan Haniyeh.
Pembunuhan Ismail Haniyeh sekali lagi menimbulkan kekhawatiran bahwa konflik Israel dengan Hamas dan sekutunya dapat berkembang menjadi perang multi-front yang meluas di Timur Tengah.
Â
Advertisement