Otoritas Jepang Imbau Warga Tak Lakukan Panic Buying Menyusul Peringatan Gempa Besar

Permintaan terhadap kebutuhan sehari-hari dan perlengkapan bencana meningkat. Otoritas di Jepang meminta warga tidak melakukan panic buying.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 12 Agu 2024, 11:41 WIB
Diterbitkan 12 Agu 2024, 11:41 WIB
Gempa Jepang
Otoritas Jepang kembali melaporkan bertambahnya jumlah korban tewas akibat gempa bumi berkekuatan Magnitudo 7,5 yang mengguncang area Ishikawa pada awal tahun ini. Sebanyak 100 orang dikonfirmasi tewas, dengan lebih dari 200 orang lainnya masih hilang atau tidak diketahui keberadaannya. (Kyodo News via AP)

Liputan6.com, Tokyo - Pihak berwenang di Jepang mengimbau masyarakat untuk tidak menimbun barang atau melakukan panic buying karena khawatir akan peringatan gempa. 

Imbauan ini dikeluarkan lantaran terjadi lonjakan permintaan perlengkapan bencana dan kebutuhan sehari-hari pada Sabtu (10/8/2024).

Dilansir CNA, Senin (12/8), dalam peringatan pertamanya, badan cuaca di negara tersebut mengatakan, gempa bumi besar lebih mungkin terjadi setelah guncangan bermagnitudo 7,1 di wilayah selatan negara itu pada Kamis (8/8).

Di sebuah supermarket Tokyo pada Sabtu (10/8), sebuah pengumuman berisi permintaan maaf dipasang atas kekurangan produk tertentu yang terkait dengan laporan media tentang gempa. 

"Potensi pembatasan penjualan sedang berlangsung", bunyi pengumuman itu, seraya menambahkan bahwa air minum kemasan dijatah karena stok yang tidak stabil.

Pada Sabtu pagi, raksasa e-commerce Jepang Rakuten menyebut bahwa toilet portabel, makanan kaleng, dan air minum kemasan jadi produk yang paling banyak dicari.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Kategori Risiko Rendah

Gempa Jepang 2016 (Yusuke Ogata/AP)
Gempa Jepang 2016 (Yusuke Ogata/AP)

Imbauan adanya kemungkinan ancaman gempa yang lebih besar menyangkut zona subduksi Palung Nankai yang terletak di antara dua lempeng tektonik di Samudra Pasifik, tempat gempa bumi dahsyat pernah terjadi di masa lalu.

Daerah ini telah menjadi lokasi gempa bumi dahsyat bermagnitudo delapan atau sembilan setiap satu atau dua abad, dengan pemerintah pusat sebelumnya memperkirakan gempa besar berikutnya dapat terjadi dalam 30 tahun ke depan dengan probabilitas sekitar 70 persen.

Meskipun wilayah tersebut berisiko tinggi, potensi terjadinya gempa besar masih rendah, sehingga kementerian pertanian dan perikanan mendesak masyarakat untuk menahan diri dari menimbun barang secara berlebihan.

 


Jepang Rawan Gempa

Bersama dengan tentara dan petugas pemadam kebakaran, Elsa -- seekor anjing -- sibuk mencari korban hilang yang dilaporkan usai gempa melanda Ishikawa, Jepang (AFP).
Bersama dengan tentara dan petugas pemadam kebakaran, Elsa -- seekor anjing -- sibuk mencari korban hilang yang dilaporkan usai gempa melanda Ishikawa, Jepang (AFP).

Berada di atas empat lempeng tektonik utama, Jepang yang berpenduduk 125 juta orang itu mengalami sekitar 1.500 gempa bumi setiap tahun, di mana sebagian besar yang terjadi adalah gempa bumi kecil.

Sebelumnya, pada 1 Januari 2024, gempa bermagnitudo 7,6 dan gempa susulan yang dahsyat menghantam Semenanjung Noto di pesisir Laut Jepang, menewaskan sedikitnya 318 orang, merobohkan bangunan, dan menghancurkan jalan.

Infografis Rentetan Gempa di Cincin Api Pasifik
Infografis Rentetan Gempa di Cincin Api Pasifik. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya