Unggah Foto Bareng Taliban, Influencer TikTok Ini Tuai Kecaman

Influencer itu dinilai tidak peka dengan pelanggaran hak asasi manusia terhadap perempuan yang dilakukan oleh Taliban.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 28 Agu 2024, 21:30 WIB
Diterbitkan 28 Agu 2024, 21:30 WIB
Ilustrasi TikTok, Aplikasi TikTok.
Ilustrasi TikTok, Aplikasi TikTok. Kredit: antonbe via Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Seorang influencer yang mengunggah fotonya bersama dengan anggota Taliban, diserang atas unggahannya bersama rezim garis keras tersebut.

Influencer Somalia-Amerika Serikat (AS) Marian Abdi, yang menggunakan nama Geenyada Madow di media sosialnya, terlihat mengunggah foto dan videonya dari Kabul, Bamyan, dan kota-kota Afghanistan lainnya. Dalam unggahan tersebut, ia terlihat mengenakan burka panjang.

Beberapa perempuan Afghanistan menunjukkan bahwa mereka disingkirkan dari ruang publik oleh para militan saat Abdi mengunggah videonya yang menandai Afghanistan sebagai tujuan wisata.

Salah satu unggahannya di Twitter, sebelumnya X, diberi judul "Bertemu dengan Tali*an", disertai tagar #viral2024.

Pengguna media sosial pun bertanya kepada TikToker sekaligus YouTuber tersebut apakah dia bertanya kepada Taliban mengapa mereka merajam perempuan dan melarang mereka masuk sekolah dan perguruan tinggi.

"Pada masa ketika anak perempuan dan perempuan Afghanistan dirampas hak-hak paling mendasar mereka, sungguh meresahkan dan tidak dapat diterima melihat seseorang seperti Geenyada Madow, yang telah pergi ke Afghanistan dan melobi Taliban," kata Niloofar Naeimi, seorang aktivis hak asasi manusia untuk isu-isu perempuan Afghanistan.

"Tindakan ini mengabaikan penderitaan dan kepedihan jutaan perempuan Afghanistan yang menghadapi penindasan dan penganiayaan di bawah kekuasaan Taliban," katanya.

Dikelilingi Pria

Ilustrasi Taliban di Kabul, Afghanistan. (AFP)
Ilustrasi Taliban di Kabul, Afghanistan. (AFP)

Sejumlah video yang diunggahnya juga menunjukkan kenyataan pahit Afghanistan di bawah Taliban, karena perempuan tidak sering muncul dalam video-video yang direkamnya di negara tersebut.

Abdi terlihat berjalan-jalan di pasar-pasar Kabul dan berkeliling kota dengan mobil, tetapi ditemani oleh seorang pemandu wisata pria.

Abdi terlihat disambut oleh pria-pria Afghanistan di jalan-jalan dan pasar-pasar saat ia mengklaim sebagai seorang Muslim kulit hitam pertama yang bepergian ke negara yang dilanda perang tersebut.

Di bio media sosialnya di X, Abdi mengatakan bahwa ia "suka menjelajah dan berbagi kenyataan tentang negara-negara yang disalahpahami".

Dalam salah satu videonya di YouTube, dia mengatakan bertemu dengan para anggota Taliban tetapi tidak merekamnya karena dilarang.

Interaksi dengan Taliban

Demo Perempuan Afghanistan Protes Hak Bersekolah
Sejumlah wanita yang berunjuk rasa terlibat adu mulut dengan anggota Taliban di Herat, Afghanistan, Kamis (2/9/2021). Dalam aksi protes yang jarang terjadi ini mereka mengaku siap menerima aturan burqa asal putri mereka tetap bisa bersekolah. (AFP Photo)

Abdi mengakui bahwa dia merasa bingung dan takut saat berada di sana.

"Saya sangat gugup, saya bingung... fakta bahwa mereka bahkan mengizinkan saya berbicara dengan mereka. Saya tidak dapat merekam percakapan kami karena mereka tidak mengizinkan saya dan baterai saya mati. Mereka bertanya dari mana saya berasal karena mereka dapat melihat saya orang asing," katanya dalam videonya.'

"Saya bilang orang Somalia; mereka seperti 'oke, apakah Anda dari Barat'. Saya bilang ya, saya dari Amerika, mereka mengatakan 'oke, selamat datang'," katanya.

Influencer itu juga mengklaim bahwa dia bertanya kepada Taliban mengapa anak perempuan dan wanita Afghanistan tidak diizinkan untuk belajar di atas kelas enam.

"Satu-satunya jawaban masuk akal yang keluar dari mulut salah satu dari mereka adalah kita adalah negara baru... pemerintahan baru dan segalanya akan berubah... semuanya butuh waktu. Saya seperti itu saja, mereka bilang ya," kata pembuat konten itu.

Tuai Komentar Negatif

Potret Perempuan Afghanistan di Tengah Aturan Wajib Burqa
Seorang perempuan Afghanistan menerima jatah makanan yang didistribusikan oleh kelompok bantuan kemanusiaan Korea Selatan, di Kabul, Selasa (10/5/2022). Taliban pada Sabtu pekan lalu memerintahkan semua perempuan Afghanistan menutupi seluruh tubuhnya atau mengenakan burqa tradisional di depan umum. (AP Photo/Ebrahim Noroozi)

Menanggapi banyak komentar negatif di media sosial, Abdi mengklaim bahwa dia hanya meminta foto tersebut untuk menunjukkan kepada orang-orang bahwa dia bertemu dengan para pejuang Taliban.

"Ini hanya untuk mengatakan bahwa ini adalah pengalaman saya, ini adalah apa yang saya lihat, ini adalah cara mereka memperlakukan saya. Saya sebenarnya meminta foto tersebut untuk menunjukkan kepada orang-orang bahwa saya bertemu dengan mereka dan bahwa ini adalah interaksi yang kami lakukan. Saya mendukung semua hak perempuan dan saya ingin melihat suatu hari nanti perempuan mendapatkan pendidikan dan pekerjaan. Tolong jangan mengambil semuanya di luar konteks. Jangan menghakimi saya karena satu foto," kata influencer tersebut.

Ungkapannya itu pun terus menuai berbagai komentar negatif.

"Kenangan indah dengan Taliban; apakah Anda bertanya tentang pelemparan batu terhadap gadis-gadis Afghanistan atau Anda terlalu sibuk berpose untuk foto dengan Taliban?" tanya pengguna lain.

"Siapa pun yang mendukung rezim Taliban, yang menindas sambil hidup nyaman di luar negeri adalah bagian dari masalah. Mereka menutup mata terhadap penderitaan jutaan perempuan dan anak perempuan yang terjebak di rumah mereka, dilucuti hak-hak dasar dan kebebasan mereka," kata Freshta Razbaan, pengacara dan wakil ketua Komite Penasihat Afghanistan di Kampanye Prosecutors For Prosecutors (PFP).

 

Infografis Kejatuhan dan Kebangkitan Taliban di Afghanistan. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Kejatuhan dan Kebangkitan Taliban di Afghanistan. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya