Liputan6.com, Jakarta - Indonesia meyakini bahwa pengakuan terhadap negara Palestina dapat membawa perubahan terhadap konflik yang memanas di Timur Tengah.
Hal ini disampaikan oleh Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI (Kemlu RI) Roy Soemirat.
Baca Juga
"Kita yakin bahwa pengakuan terhadap Palestina saat ini merupakan game changer yang akan memberikan pengaruh besar terhadap dinamika di kawasan Timur Tengah, khususnya terkait dengan penyelesaian konflik di Palestina," tutur diplomat yang akrab disapa Roy itu dalam pernyataan pers bersama media, Jumat (4/10/2024).
Advertisement
Hal tersebut yang kini terus digalang oleh Indonesia, terlebih saat Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menghadiri Sidang Majelis Umum ke-79 Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) pekan lalu. Dalam kesempatan itu, ia berulang kali menyerukan pentingnya pengakuan bagi Palestina.
Selain itu, Roy Kembali menekankan bahwa Indonesia juga mendorong keanggotaan penuh Palestina di PBB.
"Tentu saja kita menyambut baik perkembangan terakhir di mana pada sesi Sidang Umum ke-79 PBB tahun ini, untuk pertama kalinya Palestina dapat duduk bersama-sama dengan negara anggota PBB yang lain namun tentunya dengan keterbatasan hak dan kewajibannya yang masih terus dipertanyakan oleh Dewan Keamanan PBB," lanjut dia.
Memperhatikan situasi yang memanas di Timur Tengah, terutama Ketika Israel memperluas serangannya ke Lebanon, Indonesia menyerukan pihak-pihak terkait untuk menahan diri.
"Ini artinya Lebanon sudah menjadi Gaza baru bagi Israel dan kita akan terus mendorong seluruh pihak dan international community untuk terus mendesak Israel menghentikan tindakan kekerasan," pungkasnya.
Dorong Solusi Dua Negara
Solusi dua negara atau two state solution masih menjadi prinsip utama yang dipegang Indonesia dalam penyelesaian konflik Palestina.
"Pendekatan kita dalam upaya untuk membantu mendorong terjadinya perdamaian di Timur Tengah adalah dengan two state solution yang harus kita lakukan Bersama dengan seluruh masyarakat internasional," ungkap Roy.
"Kita terus secara konsisten menyampaikan hal ini kepada siapapun, kepada negara manapun, baik itu yang memiliki pengaruh besar karena kedudukannya di Dewan Keamanan PBB, kita sampaikan bahwa it's a matter of principle. Bahwa untuk kita, penyelesaian forces dari konflik di Palestina harus didasarkan pada two state solution."
Advertisement