Serangan Israel Kembali Melukai Pasukan Penjaga Perdamaian PBB di Lebanon

Bagaimana penjelasan Israel soal serangannya?

oleh Khairisa Ferida diperbarui 12 Okt 2024, 09:19 WIB
Diterbitkan 12 Okt 2024, 09:19 WIB
Ilustrasi pasukan penjaga perdamaian PBB
Ilustrasi pasukan penjaga perdamaian PBB (Marco Dormino/AP)

Liputan6.com, Beirut - Pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon selatan (UNIFIL) mengonfirmasi bahwa markas besarnya di Naqoura terkena ledakan untuk kedua kalinya dalam 48 jam, sehari setelah pasukan Israel menyerang posisi yang sama.

Dua pasukan penjaga perdamaian PBB asal Sri Lanka dalam ledakan yang terjadi di dekat menara pengawas pada Jumat (11/10/2024). Sehari sebelumnya, dua TNI yang bertugas di UNIFIL juga terluka akibat serangan Israel.

"Ini adalah perkembangan yang serius dan UNIFIL menegaskan kembali bahwa keselamatan dan keamanan personel dan properti PBB harus dijamin serta keutuhan gedung PBB harus selalu dihormati," sebut misi PBB, seperti dilansir Al Jazeera, Sabtu (12/10).

"Setiap serangan yang disengaja terhadap penjaga perdamaian merupakan pelanggaran berat terhadap hukum humaniter internasional."

Salah satu penjaga perdamaian yang terluka dibawa ke rumah sakit di kota terdekat, Tyre, sementara yang lain dirawat di lokasi.

"Pasukan penjaga perdamaian kami tetap berada di lokasi," sebut misi PBB, seraya menambahkan bahwa pasukan penjaga perdamaian tambahan dikirim untuk memperkuat posisi tersebut.

Dalam pernyataannya, militer Israel mengklaim mereka sedang melakukan peninjauan menyeluruh atas insiden di mana dua pasukan penjaga perdamaian "tidak sengaja" terluka di Lebanon selatan. Mereka mengaku telah menginstruksikan personel UNIFIL untuk pergi ke daerah yang dilindungi dan tetap di sana beberapa jam sebelum insiden.

Respons Dunia

Ilustrasi PBB
Ilustrasi PBB (Dok. freepik)

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada hari Jumat mengatakan sangat jelas bahwa insiden penyerangan oleh Israel tidak dapat ditoleransi dan tidak dapat diulang.

Kementerian Luar Negeri Rusia pada hari Jumat menegaskan bahwa mereka "sangat marah" atas penargetan pasukan penjaga perdamaian UNIFIL dan menuntut agar Israel menahan diri dari segala "tindakan permusuhan" terhadap mereka.

China menyatakan "kekhawatiran yang mendalam dan kecaman keras" atas serangan Israel terhadap operasi perdamaian PBB.

Kementerian Luar Negeri India bereaksi dengan menyebutkan, "Semua pihak harus menghormati keutuhan gedung PBB dan mengambil langkah-langkah yang tepat untuk menjamin keselamatan pasukan penjaga perdamaian PBB dan kesucian mandat mereka."

Para pemimpin Prancis, Italia, dan Spanyol pada hari Jumat turut mengutuk penargetan misi penjaga perdamaian PBB dan menekankan serangan semacam itu "tidak dapat dibenarkan" dan harus "segera diakhiri".

"Serangan-serangan ini merupakan pelanggaran serius terhadap kewajiban Israel berdasarkan UNSCR (Resolusi Dewan Keamanan PBB) 1701 dan berdasarkan hukum internasional humaniter," kata pernyataan itu.

Qatar mengutuk "dalam bentuk yang paling keras" serangan Israel terhadap misi penjaga perdamaian PBB dan menyerukan penyelidikan independen.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya