Pemimpin Tertinggi Iran: Kematian Yahya Sinwar Tidak Akan Hentikan Poros Perlawanan

Yahya Sinwar baru sebentar menjabat sebagai pemimpin Biro Politik Hamas, sebelum dibunuh Israel di Tel Sultan, Rafah, Jalur Gaza.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 19 Okt 2024, 19:42 WIB
Diterbitkan 19 Okt 2024, 19:42 WIB
Ayatullah Ali Khamenei
Pemimpin tertinggi Iran Ayatullah Ali Khamenei. (Dok. Kantor Pemimpin Tertinggi Iran via AP)

Liputan6.com, Teheran - Pemimpin Tertinggi Iran Ayatullah Ali Khamenei mengatakan pada hari Sabtu (19/10/2024) kematian pemimpin Hamas Yahya Sinwar tidak akan menghentikan "poros perlawanan" dan Hamas akan tetap hidup.

"Kehilangannya tidak diragukan lagi menyakitkan bagi poros perlawanan, namun front ini tidak berhenti maju dengan gugurnya tokoh-tokoh terkemuka," kata Khamenei seperti dilansir CNA, Sabtu (19/10/2024). "Hamas masih hidup dan akan tetap hidup."

Sinwar, arsitek serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 ke Israel yang memicu perang di Jalur Gaza, tewas pada hari Rabu (16/10) dalam baku tembak dengan pasukan Israel setelah perburuan selama setahun. Kematiannya dikonfirmasi keesokan harinya.

"Dia adalah wajah perlawanan dan perjuangan yang cemerlang. Dengan tekad baja, dia melawan musuh yang menindas dan agresif," tegas Khamenei.

"Dengan kebijaksanaan dan keberanian, dia memberi mereka pukulan yang tak tergantikan pada 7 Oktober yang telah tercatat dalam sejarah wilayah ini. Kemudian, dengan kehormatan dan kebanggaan, dia naik ke surga para martir."

"Poros perlawanan" yang dibangun dengan dukungan Iran selama bertahun-tahun, meliputi Hamas di Jalur Gaza, kelompok Hizbullah di Lebanon, gerakan Houthi di Yaman, dan berbagai kelompok Syiah di Irak dan Suriah.

Kelompok-kelompok tersebut menggambarkan diri mereka sebagai perlawanan terhadap Israel dan pengaruh Amerika Serikat (AS) di Timur Tengah.

"Kami akan selalu berada di sisi para pejuang ... dengan rahmat dan pertolongan Tuhan," tutur Khamenei.

Iran tidak mengakui Israel, musuh bebuyutannya, dan telah menjadikan dukungannya terhadap perjuangan Palestina sebagai salah satu pilar kebijakan luar negerinya sejak Revolusi Islam 1979.

Sinwar mengambil alih jabatan sebagai kepala Biro Politik Hamas setelah pembunuhan pemimpinnya, Ismail Haniyeh, pada bulan Juli di ibu kota Iran, Teheran.

Pembunuhan Haniyeh secara luas disalahkan kepada Israel, yang tidak pernah mengklaim bertanggung jawab.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya