Mengenal Freikorperkultur, Budaya Orang Jerman Nyaman Telanjang di Depan Umum

Belakangan, budaya Freikorperkultur jarang dilakukan orang Jerman lantaran masalah privasi.

diperbarui 18 Des 2024, 14:08 WIB
Diterbitkan 18 Des 2024, 14:08 WIB
Ilustrasi Bendera Jerman
Ilustrasi Bendera Jerman yang beri bantuan dana hibah untuk ASEAN terkait kesehatan imbas Covid-19. (Pixabay/tvjoern)

, Berlin - Sebagai orang Indonesia, mungkin kita bisa mengalami culture shock saat melihat betapa nyamannya orang Jerman telanjang di hadapan publik.

Tapi, hal ini memang sebuah tradisi atau salah satu gerakan paling ikonik di Jerman, namanya Freikorperkultur (FKK) atau "budaya tubuh yang bebas."

Gerakan ini dimulai pada akhir abad ke-19. Waktu itu, orang-orang mulai percaya bahwa bertelanjang di ruang-ruang publik bisa membantu mereka merasa lebih dekat dengan alam, dikutip dari DW Indonesia, Rabu (18/12/2024).

Selain itu, mereka juga percaya bahwa tidak pakai baju di ruang terbuka bisa meningkatkan kesehatan fisik, dan membuat orang menerima kondisi tubuh yang berbeda di tiap manusia.

Jadi, ini semua adalah bentuk pemberontakan terhadap sikap moral yang kaku pada abad ke-19.

Pada tahun 1920, Jerman mendirikan pantai telanjang resmi pertama di Pulau Sylt. Di Jerman juga terdapat taman, pantai, hingga jalur khusus untuk untuk mendaki tanpa busana yang memungkinkan para naturis untuk berkomunikasi dengan alam.

Namun, berkembangnya teknologi dan media sosial kini membuat beberapa praktisi FKK merasa khawatir akan difoto secara diam-diam dan diunggah fotonya secara online tanpa persetujuan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya