Liputan6.com, Washington, DC - Senat Amerika Serikat (AS) mengonfirmasi Pete Hegseth sebagai menteri pertahanan pada Jumat (24/1/2025) malam melalui pemungutan suara yang dramatis. Keputusan ini diambil meskipun ada pertanyaan tentang kelayakannya untuk memimpin Pentagon terkait tuduhan kebiasaan minum alkohol yang berlebihan dan perilaku agresif terhadap perempuan.
Jarang sekali seorang calon anggota kabinet menghadapi begitu banyak kekhawatiran terkait pengalaman dan perilakunya, terutama untuk posisi penting sebagai pemimpin militer AS. Namun, meskipun banyak kritik, Senat yang dipimpin Partai Republik tetap bertekad mengonfirmasi Hegseth, mantan pembawa acara Fox News dan veteran perang, yang berjanji akan membawa "budaya pejuang" untuk memperkuat jajaran pejabat tinggi keamanan nasional Presiden Donald Trump.
Advertisement
Baca Juga
Wakil Presiden JD Vance memberikan suara pemecah kebuntuan, yang jarang terjadi dalam kasus konfirmasi calon anggota kabinet, yang biasanya mendapat dukungan lebih luas. Hegseth berada di Capitol bersama keluarganya.
Advertisement
"Kita memiliki menteri pertahanan yang hebat dan kami sangat senang," kata Trump saat menaiki Air Force One setelah meninjau kerusakan akibat kebakaran di California, seperti dikutip dari kantor berita AP, Sabtu (25/1).
Trump mengabaikan penentangan dari Senator Mitch McConnell, Lisa Murkowski, dan Susan Collins terhadap Hegseth, karena baginya yang penting adalah kemenangan.
Konfirmasi Hegseth oleh Senat meskipun ada tuduhan berat mencerminkan kekuatan politik Trump dan dukungan atas nilai-nilai konservatif yang memperkuat agendanya di Gedung Putih.
Ini adalah kedua kalinya seorang wakil presiden memberikan suara pemecah kebuntuan dalam pencalonan anggota kabinet. Pada periode pertama Trump, Wakil Presiden Mike Pence juga memberikan suara pemecah kebuntuan untuk mengonfirmasi Betsy DeVos sebagai menteri pendidikan.
Sejarawan Senat mencatat bahwa suara Pence adalah yang pertama kali digunakan untuk memecahkan kebuntuan 50-50 dalam pencalonan anggota kabinet.
Pekan depan, para senator akan dihadapkan pada pilihan-pilihan kontroversial lainnya dari Trump, seperti Kash Patel, sekutu Trump yang pernah mempublikasikan daftar musuh, sebagai direktur FBI; Tulsi Gabbard sebagai direktur intelijen nasional; dan Robert F. Kennedy Jr., pendukung anti-vaksin, untuk memimpin Kementerian Kesehatan dan Layanan Masyarakat.
Janji Hegseth
Hegseth menghadapi tuduhan bahwa dia telah melakukan pelecehan seksual terhadap seorang perempuan di sebuah konferensi Partai Republik di California. Dia membantah klaim tersebut dan mengatakan pertemuan itu bersifat konsensual. Namun, kemudian dia membayar USD 50.000 kepada perempuan tersebut.
Baru-baru ini, mantan saudara ipar Hegseth menyatakan via sebuah pernyataan tertulis yang dibuat di bawah sumpah bahwa dia telah melakukan kekerasan terhadap istri keduanya hingga perempuan tersebut takut akan keselamatannya. Hegseth membantahnya. Dalam proses perceraian, baik Hegseth maupun perempuan yang dimaksud tidak mengklaim bahwa mereka adalah korban kekerasan dalam rumah tangga.
Selama dengar pendapat konfirmasi yang memanas, Hegseth membantah satu per satu tuduhan-tuduhan miring terhadapnya.
Dia berjanji untuk tidak minum alkohol selama menjalankan tugas jika dia dikonfirmasi sebagai menteri pertahanan AS.
Seorang lulusan Princeton dan Harvard, Hegseth mewakili generasi baru veteran yang tumbuh dewasa setelah serangan 11 September 2001. Dia kemudian menjalani karier di Fox News sebagai pembawa acara acara akhir pekan dan belum dikenal banyak orang di Capitol Hill hingga Trump memilihnya untuk posisi menteri pertahanan.
Pernyataan Hegseth yang menyatakan bahwa perempuan tidak boleh berperan dalam pertempuran militer menimbulkan kekhawatiran di Capitol Hill, termasuk dari anggota parlemen yang juga pernah bertugas. Dia kemudian mengubah pandangannya setelah bertemu dengan para senator selama proses konfirmasi.
Senator Murkowski dalam pernyataan panjang menjelang pemungutan suara terhadap Hegseth mengatakan bahwa perilakunya sangat bertolak belakang dengan apa yang diharapkan dari militer.
Sementara via media sosialnya dia menulis, "Saya tetap khawatir tentang pesan yang disampaikan ... Tuan Hegseth kepada perempuan yang saat ini bertugas dan mereka yang bercita-cita untuk bergabung."
Senator Collins menuturkan setelah diskusi panjang dengan Hegseth, "Saya tidak yakin pandangannya tentang perempuan yang bertugas dalam peran pertempuran telah berubah."
Hegseth akan memimpin sebuah organisasi dengan hampir 2,1 juta anggota militer, sekitar 780.000 pegawai sipil, dan anggaran sebesar USD 850 miliar.
Advertisement
Tidak Tahu soal ASEAN
Belum lama ini, Hegseth jadi sorotan dunia lantaran dirinya tidak mengenali ASEAN. Kejadian tersebut terjadi saat sidang konfirmasi senat pada Selasa (14/1).
Senator Tammy Duckworth menanyakan kepada Pete Hegseth berapa banyak negara yang menjadi anggota ASEAN dan apakah dia bisa menyebutkan satu anggotanya.
Dalam tanggapannya yang dilansir oleh ABC News, Hegseth mengaku tidak tahu jumlah pasti negara anggota ASEAN. Dia malah menyebutkan sekutu-sekutu AS seperti Korea Selatan, Jepang, dan negara-negara dalam aliansi AUKUS seperti Australia.
"Saya tidak tahu jumlah tepatnya, tapi saya tahu kita memiliki sekutu di Korea Selatan, Jepang, dan dalam AUKUS dengan Australia," ujar Hegseth seperti dikutip dari Antara.
Duckworth kemudian mengoreksi pernyataan Hegseth, menegaskan bahwa ketiga negara tersebut bukan bagian dari ASEAN.
"Tidak ada dari ketiga negara itu yang termasuk dalam ASEAN," kata Duckworth, yang selanjutnya menyarankan Hegseth untuk mempelajari lebih banyak tentang kawasan tersebut.