Liputan6.com, Athena - Serangkaian gempa bumi terjadi di dekat pulau Santorini, Yunani dan membuat pihak berwenang menutup sekolah-sekolah.
Otoritas di sana juga mengerahkan tim penyelamat dengan anjing pelacak dan mengirimkan instruksi kepada penduduk termasuk permintaan agar menguras kolam renang mereka.
Advertisement
Baca Juga
Meskipun para ahli gempa mengatakan bahwa 200 lebih gempa bumi yang melanda daerah tersebut sejak Jumat dini hari tidak terkait dengan gunung berapi di Santorini, yang pernah menghasilkan salah satu letusan terbesar dalam sejarah manusia, penduduk setempat tetap waspada.
Advertisement
Gempa terkuat yang tercatat, berkekuatan magnitudo 4,6 terjadi pada Minggu (2/2/2025) pukul 15.55 pada kedalaman 14 kilometer, kata Institut Geodinamika Athena.
Beberapa gempa berkekuatan lebih dari magnitudo 4 dan gempa berkekuatan magnitudo 3 menyusul. Tidak ada laporan mengenai kerusakan atau korban jiwa, dikutip dari VOA Indonesia, Senin (3/2).
Para ahli gempa dan pejabat dari Kementerian Krisis Iklim dan Perlindungan Sipil serta dinas pemadam kebakaran telah bertemu setiap hari dan memutuskan untuk menutup sekolah-sekolah di pulau Santorini serta pulau-pulau di dekatnya, Amorgos, Anafi dan Ios pada Senin (3/2).
Setelah pertemuan Minggu (2/2), mereka juga menyarankan penduduk dan pemilik hotel di Santorini untuk menguras kolam renang mereka karena kekhawatiran bahwa volume air yang besar dapat mengganggu kestabilan bangunan jika terjadi gempa yang kuat.
Pertemuan lain dijadwalkan pada Minggu (2/2) malam di kantor perdana menteri dengan kepala angkatan bersenjata Yunani dan pejabat lainnya.
Dinas pemadam kebakaran mengirimkan kontingen penyelamat termasuk anjing pelacak pada Sabtu (1/2) dan mengirimkan lebih banyak pasukan pada Minggu (2/2) sebagai tindakan pencegahan. Tim penyelamat Yunani telah mendirikan tenda di lapangan terbuka.
Imbauan Untuk Warga Setempat
Penduduk pulau telah disarankan untuk menghindari acara-acara besar di tempat terbuka dan untuk bergerak di sekitar pulau-pulau tersebut dengan waspada terhadap runtuhan batu. Keempat pulau tersebut memiliki tebing-tebing yang curam dan, dalam kasus Santorini, sebagian besar kota utama dibangun di sisi tebing.
Para ahli mengatakan bahwa tidak mungkin untuk memprediksi apakah aktivitas seismik dapat menyebabkan getaran yang lebih kuat, tetapi menambahkan bahwa daerah tersebut berpotensi menghasilkan gempa berkekuatan magnitudo 6.
Gempa bumi ringan juga tercatat di kaldera gunung berapi Santorini, yang sebagian besar berada di bawah laut, sejak bulan September.Yang terkuat dengan kekuatan 3,8 terjadi pada 25 Januari. Sejak saat itu, aktivitas seismik di dalam gunung berapi telah mereda, kata para ahli.
Letusan gunung berapi Santorini sekitar tahun 1600 SM menghancurkan pulau itu, mengubur sebuah kota, dan menyebabkan gempa bumi besar dan banjir yang berdampak pada pulau Kreta hingga ke Mesir. Para ahli memperkirakan bahwa hingga 41,3 kilometer kubik batu terlontar dan tsunami setinggi 9 meter menghantam Kreta.
Pada tahun 1990-an, gunung berapi Santorini ditetapkan sebagai salah satu dari 16 gunung berapi di seluruh dunia yang perlu dipantau karena letusan besarnya di masa lalu dan kedekatannya dengan daerah padat penduduk.
Advertisement