Liputan6.com, Washington, DC - Tim penyelamat berhasil mengevakuasi 67 jasad korban tewas dalam tabrakan udara antara pesawat penumpang American Airlines dan helikopter Black Hawk milik Angkatan Darat Amerika Serikat (AS) dari Sungai Potomac, dekat Washington, DC. Hal ini dikonfirmasi pejabat terkait pada Selasa (4/2/2025).
"Seluruh jasad kecuali satu telah berhasil diidentifikasi," demikian pernyataan dari berbagai lembaga pemerintah yang terlibat dalam upaya pemulihan setelah kecelakaan udara paling mematikan di AS dalam 20 tahun terakhir, seperti dikutip dari CNA, Rabu (5/2).
Baca Juga
Kisah Pilu Calon Atlet Seluncur Jadi Korban Kecelakaan Pesawat American Airlines dengan Helikopter Black Hawk
Donald Trump Dinilai Tuding Pekerja Disabilitas Atas Tragedi Jatuhnya Pesawat American Airlines
Update Tabrakan Pesawat American Airlines-Black Hawk: Penerbangan Helikopter Dibatasi dan 41 Jasad Korban Ditemukan
"Penyelesaian pencarian jenazah merupakan langkah signifikan dalam memberikan kejelasan dan membantu keluarga korban menghadapi kehilangan tragis yang mereka alami minggu lalu."
Advertisement
Pernyataan tersebut menambahkan, "Hati kami bersama keluarga korban yang tengah menghadapi kehilangan tragis ini. Kami menyampaikan belasungkawa mendalam dan berkomitmen untuk terus mendukung mereka melalui masa sulit ini."
Tim penyelamat terus bekerja untuk mengevakuasi reruntuhan pesawat penumpang – sebuah Bombardier CRJ-700 yang dioperasikan oleh maskapai American Airlines – dari perairan Sungai Potomac yang dingin.
"Hingga saat ini, tim telah berhasil mengambil bagian-bagian pesawat termasuk sayap kanan, bagian tengah tubuh pesawat, sebagian sayap kiri, ekor pesawat, dan kemudi," kata Dewan Keselamatan Transportasi Nasional (NTSB).
Evakuasi helikopter Black Hawk akan dimulai setelah evakuasi pesawat selesai.
Sebanyak 60 penumpang dan empat awak pesawat American Airlines tewas, bersama dengan tiga prajurit yang berada di dalam helikopter Black Hawk, dalam kecelakaan udara pada Rabu, 29 Januari, malam.
Pesawat dalam penerbangan dari Wichita, Kansas, menuju Bandara Nasional Ronald Reagan di Washington saat tabrakan terjadi.
Presiden Donald Trump dengan cepat menyalahkan kebijakan perekrutan yang berfokus pada keberagaman atas kecelakaan tersebut, meskipun tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa hal itu menjadi penyebabnya. Trump juga mengatakan bahwa helikopter, yang sedang dalam misi latihan rutin, tampaknya terbang terlalu tinggi.
Menurut laporan media AS, menara pengontrol di bandara yang sibuk tersebut mungkin kekurangan staf pada saat kecelakaan udara terjadi.
NTSB diharapkan menyusun laporan awal dalam waktu 30 hari, meskipun penyidikan penuh kecelakaan udara dapat memakan waktu hingga setahun.