Liputan6.com, Washington, DC - Presiden Donald Trump menandatangani perintah eksekutif yang mengakhiri upaya pemerintah Amerika Serikat (AS) untuk mengganti sedotan plastik dengan sedotan kertas.
Perintah Trump, yang berlaku segera, membatalkan kebijakan yang sebelumnya ditandatangani oleh pendahulunya Joe Biden, yang menyebut polusi plastik sebagai "krisis".
Advertisement
Baca Juga
Perintah eksekutif Trump meminta badan-badan pemerintah untuk berhenti membeli sedotan kertas dan memerintahkan strategi untuk menghilangkannya secara nasional.
Advertisement
"Kita kembali ke sedotan plastik," kata Trump kepada wartawan di Gedung Putih pada Senin (10/2/2025), seperti dikutip dari BBC.
"Sedotan (kertas) tidak berfungsi, saya sudah coba berkali-kali dan terkadang, mereka rusak, hancur. Jika digunakan untuk minuman panas, sedotan itu tidak bertahan lama, hanya dalam hitungan menit, kadang-kadang bahkan detik. Ini konyol," kata Trump.
Sebagai bagian dari upaya lebih luas untuk mengatasi polusi plastik, pemerintahan Biden tahun lalu mengumumkan rencana untuk secara bertahap menghapus penggunaan plastik sekali pakai dalam kemasan makanan, kegiatan, dan acara hingga 2027, serta di semua operasi federal pada 2035.
Trump sendiri telah lama menjadi kritikus sedotan kertas.
Selama kampanyenya Pilpres AS 2020, di mana akhirnya Trump akhirnya kalah dari Biden, sedotan plastik bermerek "Trump" dijual seharga USD 15 untuk satu paket berisi 10 sedotan.
Sedotan merah terang yang terukir tulisan "Trump" ini dipasarkan sebagai sedotan yang dapat digunakan kembali dan didaur ulang.
"Sedotan kertas liberal tidak berfungsi. Dukung Presiden Trump dan beli sedotan daur ulang Anda hari ini," demikian bunyi pesan di kemasan sedotan tersebut.
Penjualan sedotan dalam beberapa minggu pertama dilaporkan meraih hampir USD 500.000.
Sedotan Kertas Bukan Solusi?
Beberapa statistik menyebutkan bahwa jumlah sedotan sekali pakai yang digunakan di AS mencapai 500 juta per tahun – meskipun angka tersebut diperdebatkan dan jumlah yang sebenarnya bisa sekitar setengahnya.
Sejumlah kota dan negara bagian di AS – termasuk Seattle, Washington; California; Oregon; dan New Jersey – telah memberlakukan aturan yang membatasi penggunaan sedotan plastik atau mengharuskan bisnis untuk menyediakannya hanya jika diminta oleh pelanggan.
Menurut statistik dari Program Lingkungan PBB, setiap tahun diproduksi 460 juta metrik ton plastik, yang berkontribusi terhadap sampah di lautan dan mikroplastik yang dapat berdampak pada kesehatan manusia.
Namun, menurut BBC, sejumlah studi menunjukkan bahwa sedotan kertas mengandung sejumlah besar bahan kimia abadi seperti zat polifluoroalkil (PFAS).
PFAS dapat bertahan di lingkungan selama puluhan tahun, mencemari pasokan air dan menyebabkan berbagai masalah kesehatan.
Advertisement
![Loading](https://cdn-production-assets-kly.akamaized.net/assets/images/articles/loadingbox-liputan6.gif)