Singapura Tawarkan Tur Sejarah, Bisa Jelajahi Nuansa Ketegangan di Masa Perang Dunia II

Fort Siloso Twilight Tour mengajak peserta merasakan ketegangan tentara Inggris saat menghadapi serangan Jepang di Singapura pada 1942.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 11 Feb 2025, 21:30 WIB
Diterbitkan 11 Feb 2025, 21:30 WIB
Bendera Singapura (unsplash)
Bendera Singapura (unsplash)... Selengkapnya

Liputan6.com, Singapura - Menjelang menyerahnya Singapura kepada Jepang pada 15 Februari 1942, para prajurit Inggris di Fort Siloso mungkin merasakan ketegangan luar biasa. Dengan kemungkinan serangan udara mendadak, mereka menavigasi lorong-lorong benteng bersejarah yang dibangun pada 1878 dengan penerangan lampu minyak.

Kini, masyarakat umum dapat merasakan kembali atmosfer mencekam tersebut melalui Fort Siloso Twilight Tour, bagian dari rangkaian peringatan Battle For Singapore 2025 yang diselenggarakan oleh National Heritage Board (NHB).

Mengutip Straits Times, Selasa (1122025), tur ini berlangsung selama tiga akhir pekan, mulai 15 Februari hingga 2 Maret, setiap Sabtu dan Minggu pukul 18.00. Dengan biaya 25 dolar Singapura atau Rp300 ribu per peserta, pengunjung akan menyusuri terowongan gelap Fort Siloso menggunakan lampu bertenaga baterai, memberikan sensasi serupa dengan pengalaman prajurit Royal Artillery Inggris saat Perang Dunia II melanda Singapura.

Tur ini dipandu oleh sejarawan John Kwok dan heritage enthusiast Saifullah Kamaludin, yang mengelola area rekreasi di Sentosa Development Corporation.

Dr. Kwok mengatakan bahwa peserta akan mendapat akses eksklusif ke benteng setelah jam operasional biasa berakhir.

"Peserta akan merasakan pengalaman seolah-olah mereka ditempatkan di sini pada masa perang, menghadapi ketidakpastian malam hari," ujarnya dalam sesi media pada 10 Februari.

 

Mengungkap Fakta Sejarah Perang Dunia II

Momen konyol Perang Dunia II (9)
Ilustrasi pasukan Amerika Serikat saat pendaratan Sisilia dalam Perang Dunia II. (Sumber Wikimedia/ranah publik)... Selengkapnya

Untuk menciptakan pengalaman autentik, tim penyelenggara melakukan riset mendalam, termasuk merujuk artikel The Straits Times tahun 1939 yang mendokumentasikan blackout pertama di Singapura sebagai latihan menghadapi kemungkinan serangan udara.

Pada tahun 1941, brownout dan blackout digunakan untuk menghambat pesawat musuh dalam menentukan target serangan. Artikel saat itu menegaskan bahwa pembatasan cahaya bukan hanya untuk melindungi warga sipil, tetapi juga mengacaukan navigasi musuh.

Selama Perang Dunia II, meskipun Fort Siloso awalnya dibangun untuk mempertahankan Singapura dari serangan laut, meriamnya justru diputar ke arah daratan guna menghadapi pasukan Jepang yang mendekat dari barat Singapura.

Selain Fort Siloso Twilight Tour, peringatan Battle For Singapore 2025 mencakup lebih dari 20 program gratis dan berbayar.

Beberapa tur menarik lainnya meliputi:

  • Tur bus eksplorasi situs pertahanan dan peran relawan angkatan laut dipandu oleh sejarawan Jerome Lim
  • Tur eksklusif ke Pangkalan Udara Tengah (Tengah Air Base), yang sempat dikuasai Jepang selama perang.
  • Program edukatif untuk anak-anak usia 7 tahun ke atas, dipandu oleh kolektor peralatan militer Alvin Lee, di mana peserta belajar tentang makanan dan perawatan diri prajurit pada tahun 1940-an.

Goh Chour Thong, Direktur Hubungan Internasional dan Museum NHB, menekankan pentingnya pengalaman sejarah ini.

"Kisah mereka yang terdampak oleh Perang Dunia II di Singapura tetap menarik dan relevan, meskipun zaman terus berubah. Kami berharap peserta tahun ini dapat lebih terhubung dengan sejarah penting ini," ujarnya.

Dengan program interaktif dan pengalaman mendalam, Battle For Singapore 2025 menjadi kesempatan bagi masyarakat untuk memahami kembali babak kelam sejarah Singapura dan mengenang perjuangan mereka yang terdampak oleh perang.

Infografis Sejarah Hari Perempuan Internasional
Infografis Sejarah Hari Perempuan Internasional. (Liputan6.com/Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Live dan Produksi VOD

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya