Mengenal Fenomena Hilangnya Cincin Saturnus

Karena cincin-cincin Saturus hanya memiliki ketebalan sekitar 10 meter di beberapa tempat, mereka akan menjadi hampir tak terlihat saat dilihat dari samping. Cincin-cincin itu akan kembali terlihat dengan jelas pada November 2025, seiring dengan pergerakan orbit Saturnus.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 14 Feb 2025, 05:01 WIB
Diterbitkan 14 Feb 2025, 05:01 WIB
Cincin Planet Saturnus Akan Menghilang
Sumber: NASA... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Planet Saturnus akan mengalami ring plane crossing pada 23 Maret 2025 mendatang. Fenomena ini menyebabkan, cincin-cincin Saturnus tampak menghilang dari pandangan bumi.

Melansir laman Earth pada Kamis (13/02/2025), peristiwa setiap 13 hingga 15 tahun sekali ini terjadi ketika posisi orbit Saturnus dan kemiringan sumbunya menyebabkan sisi tipis cincinnya menghadap langsung ke bumi. Artinya cincin Saturnus akan sejajar dengan bumi.

Karena cincin-cincin Saturus hanya memiliki ketebalan sekitar 10 meter di beberapa tempat, mereka akan menjadi hampir tak terlihat saat dilihat dari samping. Cincin-cincin itu akan kembali terlihat dengan jelas pada November 2025, seiring dengan pergerakan orbit Saturnus.

Selama ring plane crossing pada Maret 2025, Saturnus akan tampak seperti bola berwarna kuning pucat tanpa pita cemerlang yang biasanya mengelilinginya. Meskipun cincin masih bisa terlihat samar dengan teleskop canggih, sebagian besar pengamat dengan teleskop biasa tidak akan bisa melihatnya sama sekali.

Namun, fenomena ini bukanlah hal baru. Saturnus terakhir kali kehilangan tampilan cincinnya pada 2009 dan akan mengalaminya lagi pada 2040. Siklus ini telah terjadi selama ribuan tahun, memberikan peluang unik bagi para astronom untuk mengamati sistem Saturnus dari sudut berbeda.

Kemiringan sumbu Saturnus memainkan peran penting dalam bagaimana kita melihat cincinnya dari bumi. Seperti bumi, Saturnus memiliki kemiringan aksial yang menyebabkan tampilan cincinnya berubah seiring waktu, dari terbuka lebar hingga hampir tak terlihat dari sisi tertentu.

Ketika ring plane crossing terjadi, kita melihat cincin dari perspektif samping, yang membuatnya sulit dideteksi, bahkan dengan teleskop kuat. Meskipun bagi pengamat biasa Saturnus akan tampak polos, bagi para astronom.

Momen ini adalah kesempatan langka untuk mempelajari interaksi planet ini dengan sistem bulan dan cincin-cincinnya dari sudut pandang yang berbeda.

 

Cincin Planet Saturnus

Sejak ditemukan Galileo Galilei pada 1610, para ilmuwan telah mempelajari cincin tersebut. Misi Cassini-Huygens NASA juga telah menegaskan bahwa cincin Saturnus kemungkinan terbentuk sekitar 100 juta tahun yang lalu.

Cincin Planet Saturnus hanyalah kumpulan partikel-partikel kecil berupa debu, es, dan batu yang berputar-putar. Partikel-partikel tersebut memiliki ukuran yang bervariasi mulai dari seukuran debu hingga bongkahan besar sekalipun.

Ada beberapa pendapat mengenai bagaimana terbentuknya cincin Saturnus ini. Cincin ini berasal dari pecahan komet, asteroid atau benda-benda angkasa lainnya yang terkena gaya tarik dari planet, sehingga berkumpul mengelilingi Saturnus dan kemudian tampak seperti cincin.

Bongkahan ini tak terhitung jumlahnya dan tersebar tidak beraturan di sekeliling planet. Pendapat lain mengungkapkan bahwa cincin milik Saturnus terbentuk setelah kehancuran sebuah bulan yang puing-puingnya kemudian membentuk cincin.

Para astronom belum dapat menentukan teori mana yang paling tepat dengan sejarah terbentuknya cincin Saturnus. Cincin Saturnus terdiri dari lapisan cincin membuat para astronom harus menamai lapisan-lapisan ini agar mudah diidentifikasi.

Cincin Saturnus tidak diam melainkan berputar. Jari-jari atau spokes ini muncul melintasi cincin dalam selang waktu tertentu dan akan menghilang.

Uniknya, waktu kemunculannya tidaklah tetap dan berbeda-beda tergantung lamanya sinar matahari menyinari cincin tersebut. Hal ini pertama kali terlihat oleh pesawat luar angkasa, Voyager yang saat itu hendak memotret cincin Saturnus.

(Tifani)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Live dan Produksi VOD

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya