Liputan6.com, Jakarta - Sebuah penelitian terbaru menemukan bahwa golongan darah dapat berperan dalam memperlambat penuaan. Melansir laman Earth pada Jumat (14/02/2025), penelitian ini mengungkap bahwa individu dengan golongan darah B mungkin mengalami penuaan lebih lambat dibandingkan dengan kelompok darah lainnya.
Golongan darah ditentukan oleh penanda khusus pada sel darah merah serta antibodi yang ada dalam aliran darah. Dalam sistem golongan darah ABO, individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada sel darah merah mereka dan memproduksi antibodi terhadap antigen A.
Advertisement
Hal ini menyebabkan perbedaan biologis dalam sistem kekebalan dan metabolisme tubuh mereka dibandingkan individu dengan golongan darah lainnya. Menariknya, hanya sekitar 10 persen dari populasi dunia yang memiliki golongan darah B.
Advertisement
Baca Juga
Para ilmuwan meneliti apakah antigen pada golongan darah B dapat berkontribusi pada efisiensi tubuh dalam menangani perubahan metabolisme. Beberapa penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa metabolisme yang lebih efisien berkaitan erat dengan proses penuaan yang lebih lambat dan kualitas hidup yang lebih baik pada usia lanjut.
Menurut para ilmuwan, individu dengan golongan darah B memiliki mekanisme perbaikan dan regenerasi sel yang lebih baik. Mereka tampaknya lebih mampu menangani stres metabolik dengan lebih lancar, yang berpotensi melindungi mereka dari berbagai penyakit terkait usia.
Hal ini diduga disebabkan oleh kombinasi faktor genetik dan respons imun yang lebih adaptif terhadap perubahan lingkungan. Sebuah studi yang dilakukan oleh tim peneliti dari Universitas Harvard menunjukkan bahwa individu dengan golongan darah B cenderung memiliki tingkat inflamasi yang lebih rendah dibandingkan dengan golongan darah lain.
Inflamasi kronis merupakan salah satu faktor utama yang mempercepat penuaan dan berkontribusi pada berbagai penyakit degeneratif seperti diabetes tipe 2, Alzheimer, dan penyakit jantung. Namun, meskipun individu dengan golongan darah B berpotensi mengalami penuaan yang lebih lambat, mereka tetap tidak kebal terhadap risiko kesehatan tertentu.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa mereka memiliki kemungkinan sedikit lebih tinggi untuk mengalami masalah kardiovaskular, seperti hipertensi dan penyakit jantung koroner. Selain itu, ada indikasi bahwa individu dengan golongan darah B lebih rentan terhadap infeksi tertentu, seperti infeksi bakteri Helicobacter pylori yang dapat menyebabkan gangguan pencernaan.
Â
Pola Makan
Meskipun demikian, risiko ini dapat dikendalikan dengan pola makan yang sehat, olahraga teratur, serta manajemen stres yang baik. Beberapa pakar nutrisi menyarankan bahwa individu dengan golongan darah B dapat mendapatkan manfaat dari pola makan yang kaya akan protein, seperti daging tanpa lemak dan ikan, serta menghindari makanan yang dapat memicu peradangan, seperti gandum dan produk olahan susu tertentu.
Selain faktor fisik, aspek psikologis juga memainkan peran penting dalam kesehatan individu dengan golongan darah B. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa individu dengan golongan darah ini cenderung lebih emosional dibandingkan dengan kelompok lainnya, sehingga dukungan sosial yang kuat sangat penting untuk menjaga kesehatan mental mereka.
Stres yang berkepanjangan dapat mempercepat penuaan biologis dan meningkatkan risiko gangguan mental seperti kecemasan dan depresi. Saat ini, metode umum untuk menilai penuaan biasanya berfokus pada perubahan epigenetik dalam DNA, yang memerlukan sampel jaringan dari organ tertentu.
Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa darah dapat memberikan gambaran yang lebih praktis mengenai kesehatan tubuh secara keseluruhan. Dengan menggunakan kecerdasan buatan dan teknik pembelajaran mesin, para peneliti mampu menganalisis ribuan protein dalam darah untuk mengidentifikasi organ mana yang mengalami penuaan lebih cepat.
Informasi ini dapat membantu dalam pengembangan strategi personal untuk memperlambat proses penuaan dan menjaga kesehatan organ. Penelitian ini membuka peluang baru dalam bidang kedokteran penuaan dan personalisasi kesehatan berdasarkan golongan darah.
Dengan memahami bagaimana golongan darah dapat memengaruhi metabolisme, inflamasi, dan respons terhadap stres, para ilmuwan berharap dapat mengembangkan terapi yang lebih efektif untuk memperpanjang usia sehat seseorang. Namun, masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengonfirmasi temuan ini dan mengeksplorasi mekanisme biologis yang mendasarinya secara lebih mendalam.
(Tifani)
Advertisement
![Loading](https://cdn-production-assets-kly.akamaized.net/assets/images/articles/loadingbox-liputan6.gif)