Liputan6.com, Jakarta - Seseorang dengan golongan darah tipe A lebih mungkin mengalami stroke sebelum usia 60 tahun dibandingkan dengan orang dengan golongan darah lainnya, menurut temuan para peneliti.
Dikutip dari laman sciencealert, Rabu (7/9/2022), golongan darah mendeskripsikan berbagai macam senyawa kimia yang ditampilkan pada permukaan sel darah merah kita. Di antara yang paling dikenal adalah yang bernama A dan B, yang dapat hadir bersama-sama sebagai AB, secara individual sebagai A atau B, atau tidak muncul sama sekali, sebagai O.
Dalam golongan darah utama ini pun, terdapat varian tipis yang timbul dari proses mutasi pada gen yang mengendalikannya. Penelitian genomik kini telah menemukan hubungan yang jelas antara gen untuk golongan A1 dan stroke onset dini.
Advertisement
Para peneliti mengumpulkan data dari 48 studi genetik, yang mencakup sekitar 17.000 orang dengan stroke dan hampir 600.000 kontrol non-stroke. Semua peserta berusia antara 18 hingga 59 tahun.
Pencarian genom-lebar mengungkapkan dua lokasi yang sangat terkait dengan risiko stroke sebelumnya. Satu berada di tempat di mana gen untuk golongan darah berada.
Analisis kedua dari jenis gen golongan darah tertentu kemudian menemukan orang-orang yang genomnya dikodekan untuk jenis golongan A memiliki kemungkinan 16 persen lebih tinggi terkena stroke sebelum usia 60 tahun, dibandingkan dengan populasi golongan darah lainnya. Bagi mereka yang memiliki gen untuk kelompok O1, risikonya lebih rendah 12 persen.
Para peneliti mencatat, bahwa risiko tambahan stroke pada orang dengan golongan darah A itu belum diketahui penyebabnya, sehingga tidak perlu kewaspadaan ekstra atau skrining pada kelompok ini.
"Kami masih tidak tahu mengapa golongan darah A akan memberikan risiko yang lebih tinggi," kata penulis senior dan ahli saraf vaskular Steven Kittner dari University of Maryland.
"Tapi kemungkinan ada hubungannya dengan faktor pembekuan darah seperti trombosit dan sel-sel yang melapisi pembuluh darah serta protein sirkulasi lainnya, yang semuanya berperan dalam perkembangan pembekuan darah."
Perbandingan Peneliti
Sementara temuan studi mungkin tampak mengkhawatirkan, bahwa golongan darah dapat mengubah risiko stroke dini, mari kita lihat hasil ini ke dalam konteks.
Setiap tahun di AS hanya di bawah 800.000 orang mengalami stroke. Sebagian besar kejadian ini - sekitar tiga dari empat kejadian - terjadi pada orang berusia 65 tahun ke atas, dengan risiko dua kali lipat setiap dekade setelah menginjak usia 55 tahun.
Selain itu, orang-orang yang termasuk dalam penelitian ini tinggal di Amerika Utara, Eropa, Jepang, Pakistan, dan Australia, dengan orang-orang keturunan non-Eropa hanya terdiri dari 35 persen peserta. Studi di masa depan dengan sampel yang lebih beragam dapat membantu memperjelas signifikansi hasil.
"Kami jelas membutuhkan lebih banyak studi lanjutan untuk mengklarifikasi mekanisme peningkatan risiko stroke," kata Kittner.
Temuan kunci lain dari penelitian ini berasal dari membandingkan orang-orang yang mengalami stroke sebelum usia 60 tahun dengan mereka yang mengalami stroke setelah usia 60 tahun.
Advertisement
Faktor Stroke
Untuk ini, para peneliti menggunakan kumpulan data sekitar 9.300 orang berusia di atas 60 tahun yang mengalami stroke, dan sekitar 25.000 kontrol berusia di atas 60 tahun yang tidak mengalami stroke.
Mereka menemukan bahwa peningkatan risiko stroke pada golongan darah tipe A menjadi tidak signifikan pada kelompok stroke yang terjadi di kemudian hari, hal ini menunjukkan bahwa stroke yang terjadi di awal kehidupan mungkin memiliki mekanisme yang berbeda dibandingkan dengan stroke yang terjadi nantinya.
Stroke pada orang yang lebih muda cenderung disebabkan oleh penumpukan endapan lemak di arteri (proses yang disebut aterosklerosis) dan lebih mungkin disebabkan oleh faktor-faktor yang berkaitan dengan pembentukan gumpalan, kata para peneliti.
Studi ini juga menemukan bahwa orang dengan darah tipe B sekitar 11 persen lebih mungkin mengalami stroke dibandingkan dengan kontrol non-stroke tanpa memandang usia mereka.
Studi sebelumnya menunjukkan bahwa bagian dari genom yang mengkode golongan darah, yang disebut 'lokus ABO', dikaitkan dengan kalsifikasi arteri koroner, yang membatasi aliran darah, dan serangan jantung.
Urutan genetik untuk golongan darah A dan B juga dikaitkan dengan risiko pembekuan darah yang sedikit lebih tinggi pada pembuluh darah, yang disebut trombosis vena.
10 Penyebab Penyakit Stroke, Pahami Cara Mencegahnya
Jika ditinjau dari sudut pandang medis penyebab penyakit stroke adalah sumbatan yang terjadi pada pembuluh darah yang menjadi jalur distribusi oksigen dan nutrisi ke otak.
Selain sumbatan, pecahnya pembuluh darah juga menjadi penyebab dari penyakit stroke. Akibat sumbatan di pembuluh darah atau pecahnya pembuluh darah, otak jadi tidak mendapatkan nutrisi dan oksigen yang dibutuhkan, sehingga menyebabkan sel-sel otak mati.
Ini gambaran yang umum tentang penyebab penyakit stroke. Tentu saja ada faktor-faktor lain yang menjadi penyebab penyakit stroke, atau setidaknya meningkatkan risiko pecahnya pembuluh darah di otak.
Penyumbatan atau pecahnya pembuluh darah di otak akan membuat seseorang menjadi lumpuh di sebagian anggota badannya atau hanya sebagian saja.
Oleh karena itu, penting untuk mengetahui hal-hal yang menjadi penyebab penyakit stroke. Apalagi penyakit stroke merupakan salah satu penyakit yang berbahaya.
Dikutip Liputan6.com dari laman resmi Center for Disease Control and Prevention pada Senin (25/7/2022), setiap tahun, lebih dari 795.000 orang di Amerika Serikat mengalami stroke. Dari jumlah tersebut, sekitar 610.000 adalah penderita baru.
Advertisement