Serangan Israel Tewaskan 413 Warga Palestina di Gaza, Netanyahu: Ini Baru Permulaan

Dengan serangan terbaru Israel pada Selasa maka berakhirlah gencatan senjata yang dimulai sejak Januari lalu.

oleh Khairisa Ferida Diperbarui 19 Mar 2025, 09:33 WIB
Diterbitkan 19 Mar 2025, 09:29 WIB
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. (Dok. AFP)... Selengkapnya

Liputan6.com, Tel Aviv - Israel melancarkan serangan udara di seluruh wilayah Jalur Gaza pada Selasa (18/3/2025) dini hari yang menurut pejabat kesehatan setempat menewaskan setidaknya 413 warga Palestina dan melukai 660 lainnya. Serangan ini mengakhiri gencatan senjata yang telah berlaku sejak 19 Januari.

Perdana Menteri Benjamin Netanyahu memerintahkan serangan tersebut setelah Hamas menolak tuntutan Israel untuk membebaskan separuh dari sandera yang masih tersisa sebagai syarat untuk memperpanjang gencatan senjata. Menurut otoritas kesehatan Jalur Gaza, serangan ini merupakan pengeboman paling mematikan yang dilakukan Israel dalam perang selama 17 bulan terakhir, dengan sebagian besar korban adalah perempuan dan anak-anak.

Netanyahu mengatakan serangan ini "hanya permulaan" dan Israel akan terus maju hingga mencapai semua tujuan perangnya — menghancurkan Hamas dan membebaskan semua sandera yang ditahan oleh kelompok militan tersebut.

"Semua negosiasi gencatan senjata selanjutnya akan dilakukan 'di bawah tembakan'," ujar Netanyahu dalam pernyataan yang disiarkan di televisi nasional, seperti dikutip oleh AP.

Gedung Putih menyatakan telah berkoordinasi sebelumnya dan mendukung tindakan Israel.

Militer Israel memerintahkan warga untuk mengungsi dari bagian timur Jalur Gaza dan menuju ke pusat wilayah itu, mengindikasikan bahwa Israel mungkin segera melancarkan operasi darat kembali. Serangan baru ini terjadi ketika kelompok bantuan memperingatkan bahwa persediaan hampir habis dua minggu setelah Israel memutus semua pasokan makanan, obat-obatan, bahan bakar, dan barang lainnya untuk warga Palestina di Jalur Gaza.

Seorang pejabat tinggi Hamas mengatakan keputusan Netanyahu untuk kembali berperang sama dengan "hukuman mati" bagi sandera yang masih tersisa. Izzat al-Risheq menuduh Netanyahu melancarkan serangan untuk menyelamatkan koalisi pemerintahannya yang beraliran kanan jauh.

Tidak ada laporan serangan dari Hamas beberapa jam setelah pengeboman Israel.

Namun, pemberontak Houthi Yaman menembakkan roket ke arah Israel untuk pertama kalinya sejak gencatan senjata dimulai. Serangan tersebut memicu sirene di Gurun Negev, Israel selatan, tetapi menurut militer dihentikan sebelum mencapai wilayah Israel. Amerika Serikat (AS) pada akhir pekan lalu melancarkan serangan mematikan terhadap Houthi yang didukung Iran.

Hamas mengumumkan bahwa setidaknya enam pejabat tinggi mereka tewas dalam serangan yang terjadi pada Selasa. Menurut Israel, mereka termasuk kepala pemerintahan sipil Hamas, seorang pejabat di kementerian keadilan, dan dua kepala badan keamanan.  

 

Promosi 1
Tekanan bagi Netanyahu

Tekanan bagi Netanyahu

Benjamin Netanyahu
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. (Dok. AFP)... Selengkapnya

Kembalinya Israel melakukan serangan militer terjadi ketika Netanyahu menghadapi tekanan domestik yang semakin besar, dengan rencana protes massal atas penanganannya terhadap krisis sandera dan keputusannya untuk memecat kepala badan keamanan internal Israel. Kesaksian terbarunya dalam persidangan korupsi yang telah berlangsung lama dibatalkan setelah serangan pada Selasa.

Serangan ini dinilai memberikan dorongan politik bagi Netanyahu. Partai kanan jauh yang dipimpin oleh Itamar Ben-Gvir, yang sebelumnya meninggalkan pemerintah karena gencatan senjata, mengumumkan pada Selasa bahwa mereka akan bergabung kembali.

Kelompok utama yang mewakili keluarga sandera menuduh pemerintah 'sengaja menggagalkan' gencatan senjata. Ribuan warga Israel memadati alun-alun Tel Aviv pada Selasa malam untuk memprotes niat Netanyahu memecat kepala keamanan domestik negara itu dan menuntut pemerintah melanjutkan negosiasi demi kesepakatan sandera.

"Hari ini Netanyahu tidak membuka gerbang neraka untuk Hamas. Dia membuka gerbang neraka untuk orang-orang yang kita cintai," kata Einav Zangauker, yang anaknya termasuk di antara para sandera.

Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya