Serupa Mengambang di Luar Angkasa, Ini Cara Jupiter Mempertahankan Bentuknya

Berikut alasan mengapa planet gas, seperti Jupiter, dapat mempertahankan bentuknya.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 30 Jan 2025, 01:00 WIB
Diterbitkan 30 Jan 2025, 01:00 WIB
Planet Jupiter
Planet Jupiter (Sumber: dreamstime.com)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Planet gas seperti Jupiter memiliki struktur yang unik dibandingkan dengan planet berbatu seperti Bumi atau Mars. Tanpa permukaan padat yang jelas, mereka terdiri dari lapisan gas tebal yang tampaknya mengambang di ruang angkasa.

Namun, bagaimana planet-planet raksasa ini mampu mempertahankan bentuknya tanpa kehilangan atmosfernya ke luar angkasa? Melansir laman NASA pada Rabu (29/01/2025), Planet Jupiter memiliki antara gravitasi, tekanan gas, dan efek rotasi yang berbeda.

Gravitasi menarik materi ke pusat planet, sementara tekanan dari gas dan energi internalnya mencegahnya runtuh sepenuhnya. Selain itu, rotasi planet turut memengaruhi bentuknya, sering kali membuatnya sedikit pepat di kutub dan melebar di ekuator.

Berikut alasan mengapa planet gas, seperti Jupiter, dapat mempertahankan bentuknya.

1. Peran Gravitasi

Setiap objek yang memiliki massa akan menghasilkan gravitasi, termasuk planet gas raksasa. Meskipun sebagian besar terdiri dari gas, massa mereka yang sangat besar menghasilkan gravitasi yang kuat.

Gravitasi inilah yang menahan gas-gas penyusun planet agar tetap bersama dan membentuk struktur yang stabil. Sebagai contoh, Jupiter memiliki massa sekitar 318 kali massa bumi, menghasilkan gravitasi yang sangat kuat untuk menahan atmosfer tebalnya.

2. Peran Tekanan Internal

Selain gravitasi, tekanan internal juga memainkan peran penting dalam mempertahankan bentuk planet gas. Di dalam planet seperti Jupiter, gas hidrogen dan helium yang merupakan komponen utama terkompresi sedemikian rupa sehingga menciptakan tekanan yang sangat tinggi.

Tekanan ini mencegah gas-gas tersebut untuk tercerai-berai ke ruang angkasa, sehingga planet tetap mempertahankan bentuknya.

 

Struktur Internal Planet Gas

3. Struktur Internal Planet Gas

Planet gas raksasa tidak memiliki permukaan padat seperti planet berbatu. Struktur mereka terdiri dari lapisan-lapisan dengan komposisi dan fase materi yang berbeda.

Lapisan terluar terdiri dari atmosfer yang sebagian besar berupa hidrogen dan helium dalam bentuk gas. Semakin ke dalam, tekanan dan suhu meningkat, mengubah hidrogen gas menjadi hidrogen metalik cair yang menghantarkan listrik.

Di inti, kemungkinan terdapat inti padat yang terdiri dari elemen berat.

Planet Gas Raksasa

Planet gas dapat diartikan sebagai planet yang komposisi aslinya terdiri dari gas, seperti hidrogen dan helium, dengan inti berbatu kecil. Selain Jupiter, ada juga beberapa planet gas lainnya di tata surya, yakni Jupiter, Uranus dan Neptunus.

Saturnus memiliki banyak kesamaan dengan Jupiter dalam hal komposisi atmosfer, yang sebagian besar terdiri atas hidrogen dan helium. Akan tetapi, yang membedakan Saturnus adalah sistem cincinnya yang luas dan rumit, yang sebagian besar terdiri dari kombimasi partikel es dan puing-puing batu.

Cincin-cincin ini adalah hasil interaksi gravitasi dinamis planet itu dengan bulan-bulannya. Seperti Jupiter, struktur interior Saturnus juga sebagian besar terdiri dari gas.

Planet ini memiliki inti berbatu yang dikelilingi oleh hidrogen metalik cair. Hidrogen cair ini akan berubah menjadi hidrogen gas di ketinggian yang lebih tinggi.

Sementara itu Uranus juga mengandung sejumlah besar hidrogen dan helium. Uranus juga memiliki kandungan "es" yang mencolok, termasuk air, amonia, dan metana.

Senyawa-senyawa ini berkontribusi pada rona kebiruan khas Uranus saat metana menyerap cahaya merah dari matahari. Pewarnaan ini membedakan Uranus secara visual dari planet lain di tata surya kita.

Atmosfer Uranus dicirikan oleh pola cuaca ekstrem dan angin berkecepatan tinggi yang dapat mencapai 900 kilometer per jam. Tidak seperti Jupiter dan Saturnus, Uranus memiliki sumbu rotasi miring sekitar 98 derajat.

Hal ini mengakibatkan variasi musiman yang ekstrem di seluruh orbitnya. Kemiringan sumbu ini menyebabkan fenomena atmosfer yang unik, termasuk badai kutub yang dapat berlangsung selama bertahun-tahun.

Planet gas terakhir adalah Neptunus. Atmosfer Neptunus sama dengan Uranus, yakni terdiri dari hidrogen, helium, dan amonium.

(Tifani)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya