Tiga orang tewas, termasuk seorang gadis berusia 8 tahun, setelah penembak yang menaiki sepeda motor sekonyong-konyong melepas tembakan ke arah orang-orang yang berkumpul dalam sebuah pesta nikah di luar Gereja Koptik di Kairo.
Pejabat setempat mengatakan, 9 orang lain terluka dalam insiden di kawasan Giza tersebut. Hingga berita ini diturunkan, belum ada pihak mengaku bertanggung jawab.
Seperti dimuat BBC, Senin (21/10/2013), komunitas Kristen Koptik di Mesir menjadi target militan yang menuding gereja mendukung militer yang menggulingkan Presiden Mohammed Morsi pada Juli lalu.
Para penyerang yang identitasnya belum diketahui menembak saat jemaat meninggalkan gereja.
Seorang pria dan seorang gadis cilik tewas di luar gereja. Sementara, korban tewas ketiga yang berjenis kelamin perempuan menghembuskan nafas terakhir dalam perjalanan menuju rumah sakit.
"Kami mendengar suara ledakan keras, seolah-olah ada yang runtuh," kata seorang saksi mata. "Aku menemukan seorang perempuan duduk di kursi, dengan banyak luka tembak di tubuhnya, berlumuran darah. Sejumlah orang di dekatnya juga rubuh, termasuk seorang anak."
Sementara pendeta Koptik, Thomas Daoud Ibrahim mengatakan, ia berada dalam gereja ketika penembakan terjadi. Sedih dan marah bercampur aduk di hatinya.
"Apa yang terjadi adalah penghinaan bagi Mesir, bukan hanya ditujukan pada pemeluk Kristen Koptik," kata dia,
Sementara pendeta lain, Beshay Lotfi mengatakan, tak ada lagi polisi yang menjaga gereja sejak akhir Juni lalu.
Gereja Ortodoks Koptik adalah salah satu kekristenan tertua, didirikan di Alexandria sekitar tahun 50 Masehi. Setidaknya 10 persen penduduk Mesir adalah pemeluk Kristen, atau lebih dari 8 juta orang.
Saat komandan militer, Jenderal Abdul Fattah al-Sisi tampil di televisi, mengumumkan Presiden Morsi telah dilengserkan, pemimpin Kristen Koptik, Paus Tawadros II atau Paus Theodoros II dari Alexandria ada di sampingnya, bersama para tokoh lain.
Itu yang membuat sejumlah militan menganggap gereja ikut dalam konspirasi menggulingkan Morsi.
Sejak itu, Paus Tawadros kerap menerima ancaman pembunuhan, sejumlah pemeluk Kristen tewas. Toko-toko, rumah, dan lokasi bisnis sejumlah jemaat jadi target. (Ein/Yus)
Pejabat setempat mengatakan, 9 orang lain terluka dalam insiden di kawasan Giza tersebut. Hingga berita ini diturunkan, belum ada pihak mengaku bertanggung jawab.
Seperti dimuat BBC, Senin (21/10/2013), komunitas Kristen Koptik di Mesir menjadi target militan yang menuding gereja mendukung militer yang menggulingkan Presiden Mohammed Morsi pada Juli lalu.
Para penyerang yang identitasnya belum diketahui menembak saat jemaat meninggalkan gereja.
Seorang pria dan seorang gadis cilik tewas di luar gereja. Sementara, korban tewas ketiga yang berjenis kelamin perempuan menghembuskan nafas terakhir dalam perjalanan menuju rumah sakit.
"Kami mendengar suara ledakan keras, seolah-olah ada yang runtuh," kata seorang saksi mata. "Aku menemukan seorang perempuan duduk di kursi, dengan banyak luka tembak di tubuhnya, berlumuran darah. Sejumlah orang di dekatnya juga rubuh, termasuk seorang anak."
Sementara pendeta Koptik, Thomas Daoud Ibrahim mengatakan, ia berada dalam gereja ketika penembakan terjadi. Sedih dan marah bercampur aduk di hatinya.
"Apa yang terjadi adalah penghinaan bagi Mesir, bukan hanya ditujukan pada pemeluk Kristen Koptik," kata dia,
Sementara pendeta lain, Beshay Lotfi mengatakan, tak ada lagi polisi yang menjaga gereja sejak akhir Juni lalu.
Gereja Ortodoks Koptik adalah salah satu kekristenan tertua, didirikan di Alexandria sekitar tahun 50 Masehi. Setidaknya 10 persen penduduk Mesir adalah pemeluk Kristen, atau lebih dari 8 juta orang.
Saat komandan militer, Jenderal Abdul Fattah al-Sisi tampil di televisi, mengumumkan Presiden Morsi telah dilengserkan, pemimpin Kristen Koptik, Paus Tawadros II atau Paus Theodoros II dari Alexandria ada di sampingnya, bersama para tokoh lain.
Itu yang membuat sejumlah militan menganggap gereja ikut dalam konspirasi menggulingkan Morsi.
Sejak itu, Paus Tawadros kerap menerima ancaman pembunuhan, sejumlah pemeluk Kristen tewas. Toko-toko, rumah, dan lokasi bisnis sejumlah jemaat jadi target. (Ein/Yus)