Topan Haiyan yang memporak-porandakan beberapa wilayah di Filipina meninggalkan duka bagi keluarga korban. Mereka tidak hanya kehilangan anggota keluarga, tapi juga harta benda. Bantuan yang datang untuk korban pun disambut dengan suka cita, termasuk dari TNI Angkatan Udara RI dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Setelah sepekan lebih dihadang Topan 'monster' Haiyan sejak 8 November, bantuan terhadap warga Filipina mulai berdatangan seperti dalam tayangan Liputan 6 Malam SCTV, Senin (18/11/2013).
Bantuan dari Pemerintah Indonesia sendiri langsung didistribusikan ke Desa Dumolog, Provinsi Capiz Roxas, kawasan yang tergolong parah terkena hantaman badai.
Warga Dumolog terlihat begitu suka cita menyambut bantuan yang langsung diantar para relawan ke lokasi pengungsian, yang tak jauh dari rumah mereka. Satu di antaranya adalah Gloria Bagaporo.
Ibu satu anak ini sangat terharu dengan bantuan yang datang, sebab tak ada lagi harta benda yang ia miliki kecuali baju yang menempel di badannya. Rumahnya pun hanya tinggal puing-puing dan sudah rata dengan tanah akibat dihantam Topan Haiyan.
Gloria tak sempat menyelamatkan harta benda, saat topan melanda ia begitu ketakutan karena sendirian di rumah.
"Itu (topan) sangat menakutkan. Kami semua menangis karena tidak punya tempat untuk sembunyi, rumah kami porak poranda. Harta benda kami hancur tak bersisa. Kini kami tidak punya makanan, aku juga bingung harus tinggal dimana setelah ini," ujar Gloria sedih.
Kondisi di Desa Dumolog memang memprihatinkan, hampir tak ada rumah warga yang utuh. Sehingga sebagian besar terpaksa mengungsi.
Setelah bencana terjadi, Gloria bersama warga Desa Dumolog mengungusi ke sebuah sekolah tidak jauh dari tempat rumahnya. Ia kini sebatang kara, karena putranya tinggal dan bekerja di Manila.
Gloria pun bingung bagaimana caranya memberi kabar tentang kondisinya pada putranya bernama Rolly Bagaporo.
Bencana seperti Topan Haiyan memang sama ssekali tak terduga. Ia datang tiba-tiba dan pergi lagi setelah semua porak-poranda. Namun Gloria dan juga korban lain tetap berupaya untuk kembali bangkit. (Tnt)
Setelah sepekan lebih dihadang Topan 'monster' Haiyan sejak 8 November, bantuan terhadap warga Filipina mulai berdatangan seperti dalam tayangan Liputan 6 Malam SCTV, Senin (18/11/2013).
Bantuan dari Pemerintah Indonesia sendiri langsung didistribusikan ke Desa Dumolog, Provinsi Capiz Roxas, kawasan yang tergolong parah terkena hantaman badai.
Warga Dumolog terlihat begitu suka cita menyambut bantuan yang langsung diantar para relawan ke lokasi pengungsian, yang tak jauh dari rumah mereka. Satu di antaranya adalah Gloria Bagaporo.
Ibu satu anak ini sangat terharu dengan bantuan yang datang, sebab tak ada lagi harta benda yang ia miliki kecuali baju yang menempel di badannya. Rumahnya pun hanya tinggal puing-puing dan sudah rata dengan tanah akibat dihantam Topan Haiyan.
Gloria tak sempat menyelamatkan harta benda, saat topan melanda ia begitu ketakutan karena sendirian di rumah.
"Itu (topan) sangat menakutkan. Kami semua menangis karena tidak punya tempat untuk sembunyi, rumah kami porak poranda. Harta benda kami hancur tak bersisa. Kini kami tidak punya makanan, aku juga bingung harus tinggal dimana setelah ini," ujar Gloria sedih.
Kondisi di Desa Dumolog memang memprihatinkan, hampir tak ada rumah warga yang utuh. Sehingga sebagian besar terpaksa mengungsi.
Setelah bencana terjadi, Gloria bersama warga Desa Dumolog mengungusi ke sebuah sekolah tidak jauh dari tempat rumahnya. Ia kini sebatang kara, karena putranya tinggal dan bekerja di Manila.
Gloria pun bingung bagaimana caranya memberi kabar tentang kondisinya pada putranya bernama Rolly Bagaporo.
Bencana seperti Topan Haiyan memang sama ssekali tak terduga. Ia datang tiba-tiba dan pergi lagi setelah semua porak-poranda. Namun Gloria dan juga korban lain tetap berupaya untuk kembali bangkit. (Tnt)