Perdana Menteri (PM) Australia Tony Abbott menyatakan tak akan menghentikan penyadapan terhadap Indonesia. Menurut dia, Indonesia juga tidak bakal menghentikan aksi pengintaian intelijen terhadap Australia.
Apa tanggapan Istana? Juru Bicara Presiden Julian Aldrin Pasha tak banyak berkata. Ia mengatakan, pihaknya sibuk dengan banyaknya pekerjaan. Tidak hanya mengurus masalah dengan Australia.
"Kami punya banyak pekerjan lain, bukan hanya mengurus Australia," ujar Julian di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (9/12/2013).
Dia menjelaskan, sejauh ini, Menteri Luar Negeri (Menlu) Marty Natalegawa telah berdialog dengan Menlu Australia Julia Bishop. Hasil pembicaraan tersebut sudah dilaporkan ke Presiden SBY.
Lantas apa ada perubahan dari dialog antara Marty dan Julia? "Bahwa kemudian ada dinamika dan perkembangan lainnya, tentu Kementerian Luar Negeri kita yang berkomunikasi dengan kantor mereka di sana," kata Julian.
Yang jelas, lanjut dia, hingga kini sikap Indonesia belum banyak berubah. Sejumlah kerja sama yang dibekukan juga belum ada kelanjutan.
"Di pihak kita semua dijalankan sebagaimana arahan Presiden. Seperti diketahui, ada kerja sama strategis, khususnya di bidang keamanan dan information sharing. Itu yang kita bekukan sementara, termasuk di dalamnya kerja sama intelijen," tutur Julian.
Demikian pula dengan posisi Duta Besar Indonesia untuk Australia, Nadjib Riphat Kesoema yang belum kembali ke posnya di Canberra. "Dubes kita tetap ada di sini sampai pada waktunya kita anggap tepat bisa kita normalisasiikan hubungan kita dengan Australia," tandas Julian.
Setelah bertemu Menlu RI Marty pada Kamis 5 Desember 2013, Menlu Australia Bishop mengungkapkan penyesalannya atas penyadapan yang sampai membuat Presiden SBY kecewa. Alih-alih menyatakan penyesalan yang sama, PM Abbott justru menegaskan, pihaknya tak bakal menghentikan penyadapan terhadap Indonesia.
Ditanya apakah Australia bakal menghentikan pengumpulan informasi intelijen terhadap Indonesia? Abbott menolaknya. "Tidak. Dan mereka (Indonesia) juga tentu tidak akan menghentikan penyadapan Australia," katanya, seperti dimuat News.com.au, 6 Desember 2013.
"Tapi kita adalah teman dekat. Hubungan kami sangat strategis. Tentu saya ingin Australia sebagai teman dekat yang dapat dipercaya Indonesia. Begitu juga sebaliknya," imbuh Abbott. (Riz/Mut)
[Baca juga: Pengamat: Penyadapan Lanjut, Diplomat Australia Harus Diusir]
PM Australia Lanjutkan Penyadapan, Apa Kata Istana?
PM Australia Tony Abbott menyatakan tak akan menghentikan penyadapan terhadap Indonesia. Apa tanggapan Istana?
Diperbarui 09 Des 2013, 15:16 WIBDiterbitkan 09 Des 2013, 15:16 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
EnamPlus
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
LavAni Juara Putaran Dua PLN Mobile Proliga 2025
Hukum Wudhu di Toilet, Apakah Sah? Simak Penjelasan UAH
Sambut Ramadan 2025, 700 Ton Kurma Saudi akan Didistribusikan ke 102 Negara
Wakil Wali Kota Depok Blusukan, Tinjau Mesin Insinerator yang Dikeluhkan Warga
Polemik Pemecatan Panglima Militer AS oleh Trump: Diduga Bermotif Rasial dan Calon Penggantinya Jenderal Bintang Tiga
Fakta-fakta Danantara yang Bakal Diresmikan Prabowo 24 Februari 2025
Kerbau Belang Toraja Didapuk Jadi Kekayaan Intelektual Komunal
Intip, 6 Rekomendasi Tempat Bika Ambon Enak di Medan
Sempat Tolak Naturalisasi, Erick Thohir Beber Alasan Emil Audero Akhirnya Mau Gabung Timnas Indonesia
Waspada! Kenali 7 Ciri Kosmetik Berbahaya Agar Kulit Kamu Tetap Aman
6 Resep Seblak Kuah Anti Gagal, Eksplorasi Rasa Pedas yang Menggoda
Inara Rusli Ungkap Kunci Kebahagiaan Saat Ulang Tahun ke-32