Liputan6.com, Jakarta Beberapa orangtua yang membawa ikut serta anak dalam kegiatan politik beralaskan ingin mengajarkan politik sejak dini pada anak. Padahal, itu bukan cara yang tepat. Ketua Komnas PA, Aris Merdeka Sirait mengatakan kampanye bukanlah ajang untuk memperkenalkan politik pada anak.
"Kalau mau mengajarkan demokrasi mulailah dari dalam keluarga. Anak itu peniru yang hebat. Kampanye itu bukan tempat untuk mengajarkan politik sejak dini tetapi kekerasan. Setiap partai pasti mengatakan partainya lebih baik dari yang lain, ini namanya sudah kekerasan verbal," kata Aris seperti ditulis Senin (24/3/2014).Memperkenalkan politik pada anak yang baik yakni di tingkatan sekolah. "Di sekolah itu sudah diajarkan dan dikenalkan tentang politik lewat pelajaran kewargaegaraan, ketahanan negara dan lain-lain," kata Aris.Aris mengimbau para orangtua untuk lebih meningkatkan kesadaran perlindungan anak. "Anak itu butuh perlindungan, para orangtua mulailah sadar untuk lebih memperhatikan keamanan, kenyamanan dan kesehatan anak," kata Aris.
Pada kampanye beberapa partai yang digelar Minggu, sejumlah simpatisan membawa anaknya. Contohnya Andi yang mengaku mengajak anak untuk memperkenalkan politik sejak dini. "Ini sekalian mengajarkan anak-anak bersikap demokrasi dan mengenalkan politik pada anak. Lagipula di rumah tidak ada yang menjaganya jadi diajak," kata Simpatisan Partai, Andi.Selain Andi, Tina yang terlihat membawa anak mengatakan sosialisasi larangan membawa anak belum sampai menyeluruh. "Saya hanya simpatisan, memang di televisi banyak diberitakan tidak boleh membawa anak. Tetapi panitianya tidak mengatakan kok, jadi saya bawa anak," kata Tina.Tidak hanya Tina dan Andi, dari 10 orang yang ditanyakan Tim Liputan6.com 7 di antaranya mengatakan dengan membawa anak bisa mengajarkan tentang politik dan demokrasi sejak dini.
Advertisement