Rokok Sulit Dikendalikan di Padang, Kenapa?

Bahaya rokok sudah banyak orang yang menyadarinya. Tapi masyarakat asli Sumatra Barat sendiri masih sulit menerimanya.

oleh Fitri Syarifah diperbarui 20 Mei 2014, 17:00 WIB
Diterbitkan 20 Mei 2014, 17:00 WIB
Rokok Sulit Dikendalikan di Padang, Kenapa?
Gubernur Sumbar Irwan Prayitno (Liputan6.com/Fitri Syarifah)

Liputan6.com, Padang Permasalahan rokok di Padang, Sumatra Barat, memang sedikit teratasi dengan Peraturan Daerah yang mengatur Kawasan Tanpa Rokok (KTR). Meski begitu, mengatur masyarakat untuk mengurangi atau berhenti merokok di Ranah Minang ini tak semudah membalikkan telapak tangan.

Seperti disampaikan Gubernur Sumatera Barat Prof. Dr Irwan Prayitno,Psi, Msc, merokok telah menjadi budaya bagi orang Minang. Seperti misalnya, karena cuaca dingin hampir semua warga termasuk anak-anak merokok. Selain itu, kebiasaan merokok di mesjid juga membuat banyak tempat ibadah menempatkan asbak.

Belum lagi, lanjut Irwan, budaya mengundang tokoh masyarakat untuk acara adat harus memberikan rokok. Dan bahkan anak mudanya bila tidak merokok dibilang tidak gaul.

"Rokok sudah menjadi budaya. Sirih dan Rokok itu harus ditawarkan kepada orang yang kita undang kalau kita punya acara. Oleh-olehnya pun rokok. Kalau nggak, mereka tersinggung," kata Irwan saat temu media di Padang, Sumatera Barat, Selasa (20/5/2014).

Berbeda dengan orang yang terpelajar atau perantau, bahaya rokok sudah banyak disadari. Tapi masyarakat asli Sumatra Barat sendiri masih sulit mengaturnya.

Irwan menambahkan, walaupun beberapa daerah di Sumatra Barat memiliki aturan rokok, ia tetap berharap bahwa masyarakat dapat mengikuti aturannya. "Maunya efektif saja mengikuti aturan yang ada di daerah, itu kami anggap keberhasilan. Maka itu, sosialisasi terus kami lakukan," tegasnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya