Liputan6.com, Jakarta Ibu hamil yang stres tak hanya membuat bayi di dalam rahim ikut cemas. Sebuah penelitian menduga kemungkinan tingkat stres yang dialami ibu hamil berperan memunculkan autisme.
Tingginya hormon stres kortisol dan hormon lainnya seperti testosteron di dalam rahim ibu selama kehamilan juga dikaitkan dengan autisme.
Autisme menyebabkan kesulitan berkomunikasi dan bersosialisasi. Selain itu juga menyebabkan munculnya perilaku repetitif (mengulang-ulang satu gerakan).
Peneliti memperkirakan satu dari 100 warga Australia mengalami autisme. Anak laki-laki kemungkinan mengalaminya empat kali lebih besar dibanding perempuan. Ini menunjukkan peran hormon seks dalam penyakit.
Para ilmuwan sudah mencoba mencari tahu apa yang menyebabkan meningkatnya angka autisme. Sebelumnya diduga testosteron pada janin memengaruhi perkembangan kontak mata, kosakata, empati, dan ciri-ciri autisme lainnya.
Penelitian terbaru yang diterbitkan dalam Molecular Psychiatry menguji cairan ketuban dari 128 ibu yang anak-anaknya didiagnosa mengalami autisme dan cairan dari 217 ibu yang dikontrol.
Hasilnya, lima tingkat hormon steroid lebih tinggi pada ibu yang anaknya didiagnosa autisme dibandingkan yang anaknya tak memiliki kondisi tersebut.
"Kami menemukan bahwa kortisol, yang biasanya berhubungan dengan stres meningkatkan risiko autisme pada awal perkembangan janin," kata penulis seperti dilansir News.au, Selasa (4/6/2014).
Baca Juga:
Ibu Hamil Stres, Bayi di Kandungan jadi Sering Sentuh Wajah