Liputan6.com, Jakarta Rasa kecanduan yang diciptakan oleh Narkotika dan Obat-obatan Berbahaya (Narkoba) ternyata disimpan baik oleh memori kita. Hal inilah yang membuat pecandu narkoba sulit lepas dari ketergantungan. Bagitu juga dengan mantan pecandu narkoba, ia dapat mencoba narkoba kembali bila depresi.
Wakil Ketua Seksi Bipolar dan Gangguan Mood lainnya Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia, Dr. dr. Nurmiati Amir, SpKJ (K) menerangkan, pecandu narkoba akan kesulitan sembuh bila faktor lingkungannya tidak mendukung.
Menguatkan pernyataan tersebut, Nurmiati menerangkan, ada sebuah penelitian yang menilai efek menonton film tentang pecandu narkoba pada 2 kelompok. Masing-masing kelompok merupakan mantan pecandu narkoba dan bukan kelompok pengguna narkoba. Hasilnya, peneliti menemukan kecendrungan mantan pengguna yang timbul kembali.
"Memori itu seperti bangkit lagi. Mereka yang mantan pecandu narkoba seperti sakaw. Sementara orang yang bukan kelompok pengguna narkoba biasa saja menonton film tersebut. Tak puas dengan hasil penelitian ini, para peneliti melanjutkan penelitian hingga 5 tahun dan hasilnya tetap sama," kata Nurmiati di sela-sela Seminar Gangguan Bipolar dalam Kaitannya dengan pemakaian Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya di Hotel JW Marriott, Rabu (18/6/2014).
Advertisement
Melihat hal tersebut, kata Nurmiati jelas bahwa mantan pengguna narkoba pun akan sulit mengendalikan keinginannya mengonsumsi narkoba sampai kapanpun bila tidak didukung lingkungan yang baik. Untuk itu ini bukan masalah salah siapa melainkan mengapa seorang pecandu dapat kambuh.Â
"Pada otak, narkoba akan terekam sebagai hal yang menyenangkan. Untuk itu, hal menyenangkan lainnya seperti berhubungan intim pada pria atau berbelanja bagi wanita mungkin akan kalah menyenangkannya. Tapi sebaliknya, mereka yang kecanduan bilang, kalau tidak menggunakan narkoba kakinya seperti mau lepas dan sekujur tubuhnya sakit," tegasnya.
Ditemui di tempat sama, Deputi Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional (BNN), dr. Diah Setia Utami SpKJ, MARS mengemukakan bahwa ia pernah menemui seorang pria yang merupakan anak pengusaha kaya dan pecandu narkoba. Tapi Ia kemudian berhasil sembuh dari jeratan narkoba 25 tahun lalu. Hingga Ia berusia 50 tahun, usahanya di Indonesia bangkrut dan dikejar debt collector. Putus asa di tengah kondisi tersebut, pria paruh baya tersebut akhirnya terbujuk anaknya yang pecandu narkoba untuk menggunakan narkoba kembali.
Mengingat kisah tersebut, Diah menganjurkan pentingnya pencegahan narkoba pada remaja. Mengingat data BNN mencatat, estimasi pengguna Narkotika usia 10 sampai 59 tahun mencapai 3,7-4,7 juta (2,2 persen dari populasi).
"27 persen pengguna coba-coba, 27 persen penyalahguna obat, 45 persen pecandu non jarum suntik dan 2 persen pecandu pengguna jarum suntik," katanya.