Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

LanjutkanStop di Sini

Saat Seks Terasa Membosankan, Harus Bagaimana?

Dorongan seksual atau yang secara populer disebut gairah seksual, dipengaruhi oleh beberapa faktor

oleh Liputan6 diperbarui 05 Agu 2014, 07:01 WIB
Diterbitkan 05 Agu 2014, 07:01 WIB
Posisi Bercinta yang Cocok buat Pria Ejakulasi Dini
Pria yang mengalami ejakulasi dini akan melakukan berbagai cara agar mencegahnya. Salah satu yang bica dicoba dengan pilihan posisi bercinta

Liputan6.com, Jakarta Kebugaran fisik berpengaruh besar pada hubungan seksual. Darah dan hormon seks yang mengalir lancar ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah yang sehat, merupakan kawah panas yang menggelorakan gairah seksual. Oleh sebab itu,  pembugaran tubuh lewat olahraga perlu selalu diupayakan.

Dorongan seksual atau yang secara populer disebut gairah seksual, dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu hormon seks, keadaan kesehatan tubuh, faktor psikis, dan pengalaman seksual sebelumnya.

Kalau keempat faktor tersebut mendukung, maka dorongan seksual akan tetap berkobar. Sebaliknya kalau tidak mendukung, dorongan seksual bisa meredup atau bahkan padam.Untungnya, tidak terlalu sulit untuk menjaga agar api gairah tetap menyala.

Hormon seks



Hormon seks, kesehatan tubuh, keadaan psikis dan pengalaman seksual sebelumnya,  secara langsung maupun tak langsung, bisa dikelola secara efektif melalui olahraga.  Hormon seks yang sudah terdapat di dalam tubuh misalnya, hanya akan berfungsi optimal bila neurotransmitter, syaraf otot, dan pembuluh darah di seluruh jaringan tubuh dalam keadaan sehat.

Untuk itu, olahraga teratur, tentu saja,  memegang peran utama. Demikian pula keadaan psikis dan pengalaman seksual, secara tak langsung juga akan terpelihara dengan keteraturan berolahraga.

Fungsi seks


Fungsi Seks Di Kepala

Seperti diumpamakan oleh Michael  Seiler Ph.D dalam bukunya  Inhibited Sexual Desire, fungsi seks ternyata di kepala. Maksudnya, adalah otak yang secara langsung mengatur gairah seksual. Kesehatan emosi dan kesehatan relasi kita yang lebih berperan menentukan gairah seksual kita di zaman penuh ancaman stres ini.
Menurut Seiler, laporan para ahli terapi seks sangat mendukung pernyataan itu.

Dari gerombolan pasien yang mengeluh telah kehilangan gairah seks terhadap pasangannya atau sebaliknya pasangan mereka tidak bergairah lagi pada mereka, jawabnya ternyata seragam. Mereka hanya butuh lebih banyak istirahat sambil mengurangi tekanan pekerjaan dan situasi sosial.

Dari situ diketahui, stres atau tekanan batin telah mengganggu keadaan psikis banyak orang yang menyebabkan gairah seksual mereka redup atau hilang. Padahal seperti dikatakan Dokter Handrawan Nadesul dalam buku terbarunya, Penyakit Manajer, kunci sukses seks adalah jiwa raga yang bugar.

Maka untuk kepentingan seks, menjadi penting mengupayakan kondisi jiwa raga yang bugar ketimbang membabi-buta menaruh harapan pada obat perangsang.

Kesan seksi

Memberi Kesan Seksi

Olahraga sendiri efektif untuk membugarkan jiwa. Dari berbagai penelitian diketahui, berjalan kaki cepat selama 30 menit  lima kali seminggu,  memberi manfaat menguatkan otot, memperlancar sirkulasi, meningkatkan sistem kekebalan, menguatkan jantung, serta menghilangkan hormon stres.  

Tak cuma itu. Penelitian  lain mengatakan, teratur berolahraga akan memberikan kesan seksi.  Mereka yang teratur berolahraga dikatakan memancarkan   kesan  jauh lebih menawan, lebih bugar, lebih  percaya diri dan secara seksual lebih menarik. Lebih dari itu,  olahraga teratur  ternyata juga membantu pria terhindar dari impoten.

Pria yang tiap hari membakar 200 kalori melalui olahraga, berkemungkinan lebih   kecil  untuk menderita impotensi dibanding pria yang tidak aktif.

Jadi, olahraga memang memberi banyak manfaat bagi kehidupan seks secara umum. Tak sekadar memperlancar darah yang mengalirkan hormon serta menyembuhkan stres yang membunuh gairah seksual, tapi juga mencegah orang terkena gangguan fungsi seksual.

Unsur fisik



Satu lagi yang tak kalah penting,  karena hubungan seksual merupakan suatu aktivitas yang mengerahkan unsur fisik, maka perlu kondisi fisik yang baik agar hubungan itu bisa dinikamati optimal.
Tidak sedikit orang, yang menyampaikan keluhan fisik selama atau setelah melakukan hubungan seksual, padahal mereka sehat.

Keluhan seperti ini muncul karena hubungan seksual adalah  aktivitas fisik, seperti kegiatan olahraga.
Seperti sudah kita ketahui, selama hubungan seksual berlangsung, memang terjadi reaksi  dalam bentuk perubahan fisik. Tak hanya pada organ kelamin, tapi juga pada banyak organ lain.

Hampir semua organ tubuh penting ikut terlibat dan bereaksi.  Sebut saja otak, jantung, paru-paru, pembuluh darah dan otot.
Perubahan yang terjadi pada berbagai organ mencapai puncak saat orgasme. Karena itu dapat dimengerti kalau mucul,  misalnya, sakit pada otot dan tulang.

Kekejangan otot

Rasa sakit ini  disebabkan oleh kekejangan otot seluruh tubuh saat orgasme. Pada sebagian orang,  rasa sakit itu bisa dirasakan mengganggu. Misalnya saja, keluhan payah pada otot paha ketika melakukan hubungan seksual, sehingga terpaksa tidak mampu bergerak aktif.

Keluhan ini muncul karena otot kaki dan paha tidak pernah mengalami latihan sehingga tidak bugar dan lentur.
Contoh lain ialah sakit kepala yang terjadi ketika orgasme. Keluhan ini disebabkan oleh meningkatknya tekanan darah. Kenaikan tekanan darah yang berlebih, apalagi pada mereka yang bertekanan darah tinggi, dapat memicu rasa sakit pada kepala.

Contoh-contoh itu menunjukkan betapa penting memelihara kondisi fisik agar fungsi seksual optimal, sehingga hubungan seksual dapat berlangsung memuaskan.  Pengalaman memuaskan ini pada gilirannya akan menimbulkan keinginan serupa  yang berarti gairah seksual tetap berkobar.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya