Liputan6.com, Jakarta Pada Senin (8/9/2014), akun Twitter @ClarenceHouse mengumumkan berita bahagia bahwa Kate Middleton sedang hamil anak kedua. Namun, berjaga-jaga untuk menghindari morning sickness akut seperti pada kehamilan pertama kini Kate dalam perawatan dokter.
Morning sickness sendiri sesungguhnya dialami 50-90% wanita hamil di awal kehamilannya. Umumnya, puncak gejala morning sickness sekitar minggu kedelapan hingga ke-12. Dan kebanyakan wanita sampai minggu ke 20. Pola puncak gejala morning sickness itu mengikuti pola hormon kehamilan, yang memuncak sekitar minggu 10-12 kehamilan, dan menurun pada minggu-minggu berikutnya.
Baca Juga
Top 3 Berita Hari Ini: Seragam Umrah Ayu Ting Ting Sekeluarga Ternyata Rancangan Desainer Indonesia
Pangeran William dan Kate Middleton Menyentuh Hati dengan Kartu Natal 2024 bersama Anak-anak
Pangeran William dan Kate Middleton Dipastikan Tak Ikut Makan Siang Jelang Natal Bersama Raja Charles III, Imbas Persaingan Pengaruh?
Namun, ada juga wanita yang mengalami morning sickness parah, yang dikenal dengan hiperemesis gravidarum (HG) seperti yang dialami Kate Middleton pada kehamilan pertamanya.
Advertisement
Tak hanya Kate, sekitar 3,5 per 1000 wanita hamil mengalami hal ini, dan parahnya pada beberapa wanita sampai menyebabkan menyebabkan muntah darah.
Gejala yang diperlihatkan pada hiperemesis gravidarum adalah muntah-muntah parah. Hal ini bisa menyebabkan dehidrasi, penuruan berat badan dan penumpukan racun dalam darah atau urin. Selain mual dan muntah, tekanan darah rendah, denyut jantung cepat, sakit kepala, lesu dan kecemasan.
Hingga kini penyebab HG belum diketahui, beberapa teori terkemuka menyatakan hal ini terjadi karena reaksi negatif terhadap perubahan hormon kehamilan. Studi terbaru menyatakan bahwa kemungkinan ada faktor genetik yang menyebabkan adanya HG.
"Diagnosis HG diberikan ketika perempuan muntah-muntah hebat sehingga tidak bisa menyimpan makanan dan cairan. Para wanita yang muntah cukup banyak terus menerus sehingga tidak dapat menyimpan nutrisi harus dirawat di rumah sakit," terang konsultan obstetri Daghni Rajasingam, juru bicara Royal College of Obstetricians and Gynaecologists seperti dilansir Mirror, Selasa (9/9/2014).
Berapa lamanya perempuan hamil dengan HG harus dirawat di rumah sakit tergantung pada setiap pasien. Tapi biasanya hanya dalam hitungan hari menurut dokter Rajasingam.