Makanan Tak Sehat Bikin Wanita Mudah Galau

Anda, para wanita perlu perhatikan makanan yang diasup dan mengurangi makanan olahan kalau saat ini merasa sedang depresi dan gelisah.

oleh Liputan6 diperbarui 21 Sep 2014, 15:00 WIB
Diterbitkan 21 Sep 2014, 15:00 WIB
Ini Adalah Waktu Makan yang Tepat Untuk Anda
Seberapa sering Anda makan selama satu hari? Berikut adalah waktu makan yang tepat untuk Anda.

Liputan6.com, Jakarta Anda, para wanita perlu perhatikan makanan yang diasup dan mengurangi makanan olahan kalau saat ini merasa sedang depresi dan gelisah.

Sebuah penelitian terbaru dari para ahli di Universitas Melbourne mendapati, gangguan mood dan semangat di kalangan perempuan usia 20 hingga 93 tahun yang selama 10 tahun acap mengonsumsi makanan olahan yang disaring dan berlemak tinggi.
    
"Tak ada makanan ajaib," kata Dr Felice Jacka dalam sebuah surat elektronik kepada Reuters Health, Sabtu (20/9/2014). Tetapi ia mengatakan mengonsumsi banyak sayuran, buah, makanan dari gandum, produk susu yang berkadar lemak rendah serta menyisihkan makanan olahan akan meningkatkan kesehatan dan bisa jadi mendukung kesejahteraan mental.
    
Selama 10 tahun, tim Jacka menilai makanan dan penilaian psikiater yang dikumpulkan dari 1.046 perempuan.
    
Sebanyak 925 perempuan terbebas dari gangguan kejiwaan, sedangkan 121 perempuan mengalami gangguan berupa depresi dan/atau kegelisahan, kata para peneliti tersebut di dalam laporan di "American Journal of Psychiatry".

Ketika menilai kaitan makanan dengan gangguan kejiwaan, mereka mendapati bahwa "makanan barat" (hamburger, roti putih, pizza, keripik, produk minuman susu, bir dan makanan yang mengandung gula) terkait dengan risiko depresi dengan kemungkinan 50 persen lebih besar.

Sebaliknya, gangguan kejiwaan ini, 30 persen lebih kecil dialami oleh mereka yang mengonsumsi makanan tradisional (Australia) yang kebanyakan terdiri dari sayuran, buah, daging sapi, daging kambing, ikan, dan makanan yang seluruhnya terbuat dari gandum.
    
Semua kaitan itu tetap ada ketika tim peneliti memasukkan beragam faktor termasuk usia, berat badan, status sosial dan ekonomi, pendidikan, kegiatan fisik, kebiasaan merokok dan minuman beralkohol.

Namun analisis serupa "yang disesuaikan" pada perempuan yang utamanya mengonsumsi buah, selada, ikan, tahu, buncis, kacang, yoghurt, dan anggur merah tak menunjukkan kaitan serupa.
    
Para peneliti tersebut mengatakan temuan itu menyoroti perlunya penyelidikan tambahan guna memastikan apakah mengonsumsi makanan yang tak sehat mengakibatkan kemerosotan kesehatan mental atau sebaliknya. 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya