9 Tahun Menanti, Akhirnya Kami Miliki Buah Hati

Butuh kesabaran dan usaha hingga akhirnya pada tahun pernikahan ke sembilan pasangan ini miliki anak.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 23 Okt 2014, 12:30 WIB
Diterbitkan 23 Okt 2014, 12:30 WIB
9 Tahun Menanti, Akhirnya Kami Miliki Buah Hati
Ilustrasi (Foto:Huffingtonpost.com)

Liputan6.com, Jakarta Selain sah memiliki pasangan hidup, salah satu tujuan pernikahan adalah memiliki keturunan. Hal itu juga yang diharapkan oleh Agus (47) dan istri (46) saat menikah 19 tahun lalu. Namun adakalanya keinginan manusia tak sejalan dengan kenyataan. Berbagai rintangan dan usaha mereka lakukanan hingga akhirnya pada pernikahan tahun ke-sembilan, sang istri dinyatakan hamil buah cinta mereka.

"Saat awal menikah saya dan istri memang ingin langsungnya memiliki buah hati, namun ternyata tak bisa secepat itu," terang Agus saat dihubungi Health-Liputan6.com pada Selasa (21/10/2014).

Setahun berlalu sejak pernikahan di tahun 1995, istri tak juga  kunjung hamil. Akhirnya pasangan yang tinggal Bekasi ini memberanikan diri memeriksakan diri ke dokter. "Kalau saya semuanya baik, namun untuk istri dokter nyatakan kandungannya lemah. Sehingga dokter memberikan obat untuk memperkuat kandungannya" ungkap pria yang bekerja di lembaga pendidikan swasta di Jakarta ini dengan logat Sunda kental.

 

Minum jamu sampai cari tanaman Jengger Ayam

Obat dari dokter tak juga kunjung membuat hamil sehingga mencoba alternatif lain untuk mendapatkan anak. Pertama-tama, mencoba pijat untuk menguatkan kandungan istri.

“Bukan saya yang dipijat tapi istri, bagian perutnya dipijat-pijat. Sempat dua kali lah mencoba dengan cara ini terus berhenti,” terang pria paruh baya ini.

Tak sedikit kolega dan rekan kerja yang ikut membantu mencarikan mereka pengobatan alternatif. Salah satu rekan kerjanya memiliki kenalan orang yang dianggap mampu membantu seseorang untuk hamil. “Karena orang ini pernah berhasil membuat orang di kampungnya hamil, ya kenapa gak dicoba dulu,” ujar Agus.

Perempuan yang dianggap mampu untuk membantu mendapatkan anak mulai meminta istri Agus minum ramuan yang diraciknya. Berbagai tanaman herbal seperti kunyit ada dalam racikannya.

Pernah juga diminta untuk makan telur ikan lele, berhubung sulit menemukannya akhirnya menggunakan telur ikan mas. Telur tersebut digoreng kemudian dimakan sang istri. “Kalau makan telur ikan ini saya agak percaya, logis gitu. Kan telur ikan mengandung protein ya bisa ada hubungannya dengan kuatkan kandungan istri saya,” ungkapnya sambil tertawa.

Yang paling mengesankan adalah saat diminta untuk mencari tanaman jengger ayam. “Saya nggak tahu gimana bentuk tanaman ini. Pernah beli di Bekasi, eh ternyata tukangnya bohongi saya. Akhirnya saya nyari-nyari sampai daerah Fatmawati buat nyari tananaman yang memang bunganya kayak jengger ayam ini,” imbuh pria ini diselingi tawa.

Oleh orang ‘pintar’ tersebut tanaman jengger ayam itu ikut dimasukkan ke dalam racikan jamu-jamu berbahana tanaman herbal. Berkali-kali mengikuti saran orang pintar ini dan tak juga berhasil ya sudahlah berhenti saja.

 

Berkah adopsi anak

Berkah Adopsi Anak

Sekitar tahun kelima-keenam, istri pernah hamil. Tentu saja hal ini sangat membahagiakan, sayang hanya bertahan sebentar. “Kira-kira saat usia kehamilan istri tiga bulan alami keguguran. Jadi istri pun pernah dikuret tuh,” ungkapnya.

Keguguran pada sang istri membuat mereka berpikir untuk mengadopsi anak. Keinginan mereka diwujudkan pada tahun 2002. Berdasarkan info seorang bidan, ada seorang perempuan yang akan melahirkan tapi kesulitan untuk membiayai anak. “Tanpa panjang berpikir, saat itu saya dan istri langsung ke Tanjung Priok untuk mengambil bayi perempuan ini,” ujarnya.

Malam hari kelahiran putri adopsinya segera ia bawa ke rumah setelah mendapat persetujuan dari sang ibu kandung ada juga anggota keluarga lain disana.

Dua tahun kemudian, tepatnya di tahun 2004, istri Agus hamil. Senang bukan kepalang tentunya, penantian panjang akhirnya berbuah manis. “Sesudah memiliki anak pertama, kami sama sekali tak berpikir memiliki anak lagi, berjalan biasa saja. Tapi Allah punya kehendak,” imbuhnya.

Bahkan dari kehamilan hingga proses persalinan semua lancar bebas hambatan. “Istri saya tidak mual atau muntah saat hamil, tidak ngidam macam-macam. Saat melahirkan pun dengan normal,” ungkapnya bahagia.

Pada usia pernikahan ke-10, lahirlah buah hati berjenis kelamin laki-laki yang selama ini mereka nantikan hadir. Kehadiran anak kedua memang memberi kejutan tapi bukan berarti tak sayang kepada putri pertama mereka.

“Anak kandung atau bukan, anak-anak saya adalah titipan Tuhan. Semuanya saya perlakukan sama, tidak dibeda-bedakan semua kami sayangi,” tutur Agus.

Mulai dari merayakan ulangtahun keduanya, memberikan hadiah, membelikan barang-barang kesukaan mereka semuanya sama. “Kalau yang satu dibelikan sepeda, ya yang satu juga dibelikan. Tidak dibeda-bedakan,” papar pria kelahiran Tanah Priangan ini.

Hingga kini beranjak remaja, sang anak pertama belum mengetahui hal ini. “Takutnya dari berontak atau apa, nanti saja diberitahunya. Yang penting kami menyayangi tanpa membedakan dengan anak kandung,” pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya