Liputan6.com, Semarang - Pasar Lerep berada di Desa Wisata Lerep, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Pasar jadul berkonsep wisata berkelanjutan ini hanya dibuka pada Minggu Pon.
Pasar Djadjanan Ndeso Tempo Doeloe Lerep atau Pasar Lerep tepatnya berada di Kompleks Embung Sebligo Desa Lerep. Pasar ini menjadi salah satu keunikan yang ditawarkan Desa Wisata Lerep dengan menghadirkan berbagai makanan lokal tradisional.
Advertisement
Mengutip dari kemenpar.go.id, berikut tujuh keunikan Pasar Lerep:
Advertisement
Baca Juga
1. Penjual mengenakan pakaian tradisional
Berbeda dengan pasar pada umumnya, Pasar Lerep mengusung konsep yang unik dan berbeda. Saat berada di sini, pengunjung seolah akan diajak masuk lorong waktu ke zaman dahulu.
Para penjual di Pasar Lerep mengenakan pakaian tradisional khas masyarakat Jawa, seperti atasan lurik berwarna cokelat atau hijau dan dilengkapi bawahan batik. Beberapa penjual juga mengenakan kebaya saat melayani pembeli.
2. Jam operasional
Selain pakaian yang dikenakan para penjual di Pasar Lerep, keunikan lain juga bisa dilihat dari jadwal operasionalnya. Pasar Lerep hanya dibuka setiap Minggu Pon saja.
Hal ini pun menambah kekhasan Pasar Lerep. Pasalnya, Pasar Lerep jadi terkesan lebih eksklusif.
3. Menu makanan tradisional dengan bahan organik
Saat berada di Pasar Lerep, pengunjung dapat mencoba berbagai makanan yang mungkin sulit ditemui di pasar biasa. Beberapa makanan tersebut adalah pecel, bubur tumpang, krupuk gendar, nasi iriban, dawet nganten, bubur suwek, lodhek, serabi caonan, serta aneka makanan dan minuman tradisional lainnya.
Adapun bahan dasar makanan dan minuman yang dijual di Pasar Lerep umumnya menggunakan bahan-bahan organik. Dengan bahan tersebut, makanan dan minuman di sini pun terasa lebih lezat san sehat.
Â
Koin Kayu
4. Alat pembayaran dengan koin kayu
Keunikan lain di Pasar Lerep terletak pada uang atau alat pembayaran yang digunakan, yakni menggunakan semacam koin dari kayu. Untuk mendapatkan koin tersebut, pengunjung perlu menukarnya di area pintu masuk Pasar Lerep.
Setiap uang koin kayu yang disediakan nominalnya sama dengan nilai rupiah, mulai dari pecahan Rp1.000, Rp5.000, hingga Rp10.000. Nantinya, jika terdapat koin kayu yang tersisa dapat ditukar kembali dengan uang rupiah saat keluar dari pasar.
5. Tidak menggunakan kemasan plastik
Desa Wisata Lerep mengembangkan konsep wisata berwawasan lingkungan. Oleh sebab itu, para pedagang di Pasar Lerep tidak menggunakan kemasan plastik.
Sebagai gantinya, mereka menggunakan daun jati, daun pisang, daun aren, batok kelapa, anyaman bambu, atau mangkok dari tanah liat sebagai wadah makanan dan minuman. Selain itu, sendok yang digunakan juga berbahan kayu.
6. Musik gamelan sebagai hiburan
Seperti tempat makan atau rekreasi keluarga pada umumnya, di Pasar Lerep juga terdapat hiburan berupa musik. Uniknya, musik hiburan di pasar ini adalah musik gamelan. Hal tersebut sesuai dengan konsep zaman dulu yang diusung Pasar Lerep.
7. Menikmati suasana jadul dengan pemandangan Gunung Ungaran
Menariknya lagi, suasana jadul di Pasar Lerep didukung dengan pemandangan embung berlatar Gunung Ungaran yang memesona. Hal ini karena Desa Wisata Lerep memang berlokasi di Kompleks Embung Sebligo di lereng Gunung Ungaran, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang.
Penulis: Resla
Advertisement