Liputan6.com, New York- Bagi Anda penggemar makanan laut, udang pasti jadi salah satu yang disukai. Makanan yang satu ini kerap hadir sebagai campuran aneka makanan mulai dari capcay, mi, sup, hingga bakwan.
Nah, jangan hanya bisa memasak dan mengonsumsinya saja. Ketahui pula enam hal fakta menarik tentang udang seperti dilansir laman Health pada Minggu (14/12/2014).
1. Rendah kalori
Satu ekor udang ukuran sedang mengandung 7 kalori, dalam ukuran yang sama lebih sedikit dibandingkan kalori pada daging ayam. Jadi, tak perlu merasa bersalah berat badan meningkat jika makan makanan laut yang satu ini.
Advertisement
2. Kaya protein
Selain air udang terbuat dari protein. Tiga ons udang yang sudah dikukus mengandung 20 gram protein. Meskipun kaya protein, udang rendah lemak dan karbohidrat.
3. Mengandung nutrisi penting
Selain protein, udang juga mengandung banyak nutrisi penting yang dibutuhkan tubuh. Mulai dari selenium, kolin, tembaga, yodium, fosfor.
Kandungan selenium dalam udang berperan penting sebagai antioksidan yang membantu menangkal radikal bebas. Selain itu ada juga ada kandungan lain seperti astaxanthin yang membantu mengurangi peradangan.
4. Tinggi kolesterol
Menurut pedoman dari USDA dan American Heart Association menyatakan bahwa diet kolesterol harus dibatasi tidak lebih dari 300mg per hari. Tiga ons udang mengandung 150mg kolesterol.
5. Salah satu alergen
Udang merupakan salah satu pemicu alergi yang sering terjadi pada banyak orang selain susu, telur, ikan dan kacang. Mereka yang alergi terhadap makanan ini menimbulkan reaksi ringan maupun berat. Raksin ringan seperti gatal, hidung tersumbat, sakit perut dan mual. Namun ada juga yang membuat dampak berat hingga mengancam kehidupan seperti kondisi yang dinamakan anaphalyaxis.
6. Bisa jadi terkontaminasi bahan berbahaya
Udang memang ditangkap dari laut bebas namun bisa jadi mengandung bahan kimia berbahaya. Menurut sebuah studi dari Arizona State University yang meneliti udang dari 11 negara terdapat antiobiotik dalam udang. Ini adalah penemuan penting karena penggunaan antiobiotik pada produksi pangan memberikan kontribusi resisten antibiotik pada manusia.