Ini Cedera Paling Ditakuti Atlet Profesional

Waktu pemulihan yang lama membuat cedera ACL jadi momok bagi para atlet profesional.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 26 Jan 2015, 14:00 WIB
Diterbitkan 26 Jan 2015, 14:00 WIB
Ini Cedera Paling Ditakuti Atlet Profesional
Michael Owen saat mendapatkan cedera pada salah satu pertandingan Piala Dunia 2006 di Jerman (Foto: Telegrahph)
Liputan6.com, Jakarta
Cedera fisik merupakan hal yang tak terpisahkan dari seorang atlet profesional. Di antara banyaknya jenis cedera, cedera lutut ACL (anterior cruciate ligament) merupakan momok mengerikan bagi mereka terutama pesepakbola dan pebasket karena membutuhkan waktu pemulihan yang lama.
 
ACL merupakan satu dari empat ligamen (jaringan ikat) utama yang terdapat pada lutut. Jaringan ikat ini untuk menghubungkan tulang paha dan tulang kaki bagian bawah, fungsinya untuk menstabilkan lutut seperti diterangkan dokter spesialis ortopedi sport dan bedah artroskopi, IGM Febri Siswanto.
 
"Cedera ini terjadi ketika ligamen dalam posisi tidak tepat, yang menyebabkan ligamen ACL terputus. Seperti saat lari kemudian badannya memutar atau saat pebasket akan memasukkan bola ke ring melompat dan mendarat dengan posisi kaki yang salah," terang dokter Febri di sela-sela acara 'Live Surgery of Arthroscopy ACL Reconstruction Workshop' di Rumah Sakit Royal Progress Jakarta Utara, Jumat (23/1/2015).
 
Pesepakbola Michael Owen mengalami posisi kaki yang salah pada saat ia membela Inggris melawan Swedia di tahun 2006.  "Tidak terjadi benturan keras saat itu karena tidak sliding dengan pemain lain. Namun ia lari sendiri kemudian coba berhenti, badan berotasi, kaki sebelah kiri posisi menekuk dan ia kesakitan dan jatuh. Terjadi cedera ACL padanya karena cara berhenti yang salah," ungkap dokter Yanuarso, SpOT pada kesempatan yang sama. 
 
Pada saat terjatuh orang yang mengalami cedera ACL biasanya mendengar bunyi dari bagian tersebut yang menandakan putusnya ligamen. Lalu, saat ia akan berdiri ia tidak mampu. Lalu pada lima hari pertama lututnya akan bengkak. Sesudah itu, ia bisa berjalan kembali namun lututnya menjadi tidak stabil. 
 
"Contohnya, pada saat berjalan ke turunan ia merasa lututnya terasa seperti mau lepas. Rasanya akan jatuh. Itu yang paling gampang terdeteksi," tambah dokter Yanuarso.
 
Untuk memastikan benar atau tidaknya cedera ACL dokter spesialis ortopedi sport akan melakukan serangkaian pengecekan. Jika benar cedera ACL, salah satu cara untuk menanganinya dengan pembedahan artroskopi. Ini adalh pembedahan minimal invasif, yaitu berupa melakukan sayatan kecil pada sendi untuk memasukkan kamera dan alat operasi. 
 
Sesudah operasi, masih ada dilanjutkan fisioterapi untuk membantu kerja kaki kembali seperti semula. Namun proses pemulihan berlangsung lama. Biasanya, para atlet bisa kembali seperti sebelum cedera antara 6 hingga 9 bulan pasca operasi.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya