Liputan6.com, Jakarta Meski wabah H1N1 muncul sejak 2009, saat ini setidaknya ada 2.700 orang meninggal di India akibat virus ini. Mirisnya, virus ini tak hanya menyerang orang dewasa, tapi juga anak-anak.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan RI‎ Prof dr Tjandra Yoga Aditama SpP(K), MARS, DTM&H, DTCE membenarkan bahwa saat ini, H1N1 tengah melanda India.
"Sehubungan H1N1 (Pandemi) di India, maka dalam minggu ini ada penelitian yang disampaikan pada Jurnal Ilmiah Cell Host & Microbe menemukan mutasi pada virus Influenza H1N1 (pandemi) yang kini sedang melanda India. Mutasi terjadi pada protein hemagglutinin yang mungkin dapan membuat virus jadi lebih ganas dan mudah menular. Hemagglutinin ini terikat pada reseptor glycan yang ditemukan pada permukaan sel pernapasan, dan kekuatan ikatan itu akan menentukan berapa efektifitas virus itu menginfeksi sel yang ada," katanya, melalui rilis yang diterima Liputan6.com, Rabu (18/3/2015).
Advertisement
Menurut Tjandra, salah satu mutasi terjadi pada posisi asam amino D225 yang mungkin meningkatkan beratnya penyakit. Mutasi yang lain ada pada posisi T200A yang dapat membuat virus jadi lebih mudah menular. Tetapi, belakangan pihak National Institute of Virology India membuat pernyataan bahwa penelitian diatas "incorrect". Tentu bisa saja perbedaan pendapat dari para ahli / peneliti seperti itu.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, beberapa waktu lalu, Peneliti Laboratorium Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan mengevaluasi data. Dan berdasarkan data pola sirkulasi virus Influenza dari surveilans yang kita laksanakan, virus yang bersirkulasi adalah Influenza A (H1N1pdm09), Influenza A (H3N2), Influenza B. Pada bulan Januari dan Februari 2015, virus yang dominan bersirkulasi adalah Influenza A (H3N2).
Virus yang bersirkulasi di Indonesia ini berdasarkan karakterisasi genetik (sekuensing) sesuai dengan strain vaksin seasonal influenza yang direkomendasikan oleh WHO dan sampai saat ini belum ada virus Influenza A yang unsubtype. Tapi untuk menghadapi kemungkinan virus-virus seperti ini dari luar negeri, maka sesuai prosedur ada 8 steps yang sudah standar internasional yang dilakukan :
1. Sistem Komando
2. Surveilans, khususnya bila ada kasus cluster
3. Kesiapan laboratorium
4. Kesiapan penanganan kasus
5. Kewaspadaan di port of entry (POE) sesuai prinsip IHR
6. Koordinasi dengan pihak veteriner
7. Komunikasi risiko
8. Kerjasama internasional, baik melalui WHO maupun langsung dengan negara terjangkit, juga melalui mekanisme IHR‎.