Liputan6.com, Jakarta - Galaksi Bima Sakti bukan satu-satunya tata surya di alam semesta ini. Di antara kerlip bintang, terdapat miliaran galaksi yang masing-masing berisi miliaran bintang dan objek luar angkasa lainnya.
Sebuah penelitian yang dipimpin oleh astrofisikawan dari University of Colorado Boulder mengungkap keberadaan jenis galaksi yang sangat unik dan misterius. Galaksi ini dikenal sebagai Ultra-red Flattened Objects atau disingkat UFO.
Melansir laman SciTechDaily pada Selasa (18/03/2025), galaksi-galaksi ini adalah objek astronomi berwarna merah besar yang menarik perhatian para peneliti. Galaksi-galaksi ini pertama kali diidentifikasi oleh para peneliti dari CU Boulder melalui gambar yang diambil oleh Teleskop Luar Angkasa James Webb (JWST).
Advertisement
Baca Juga
Penelitian lebih lanjut dilakukan untuk memahami lebih dalam sifat dan karakteristik galaksi-galaksi UFO. Para peneliti menjelaskan bahwa galaksi-galaksi UFO tergolong aneh karena beberapa alasan.
Pertama, mereka berada di batas kemampuan pengamatan teleskop ruang angkasa sebelumnya, seperti Teleskop Hubble. Namun, Hubble gagal mendeteksi galaksi-galaksi ini karena mereka memancarkan sangat sedikit cahaya tampak.
Dalam penelitian terbaru, tim menggunakan gambar dari Teleskop James Webb, yang diluncurkan pada Desember 2021. Berdasarkan pengamatan ini serta simulasi komputer, para ilmuwan menemukan bahwa galaksi UFO memiliki ukuran dan bentuk yang mirip dengan Bima Sakti, tetapi jauh lebih berdebu.
Galaksi-galaksi UFO terlihat berwarna merah karena mereka hampir tidak memancarkan cahaya tampak. Sebagian besar cahaya yang keluar dari galaksi ini berupa radiasi inframerah, yang sulit ditangkap oleh mata manusia.
Oleh karena itu, galaksi-galaksi ini tidak terlihat oleh Hubble yang hanya merekam cahaya tampak. Namun, Teleskop Webb yang mampu menangkap cahaya inframerah berhasil mengidentifikasi objek-objek ini.
Dalam penelitian yang menggunakan data dari proyek JWST Advanced Deep Extragalactic Survey (JADES) ini, mereka berhasil mengidentifikasi 56 galaksi UFO dalam gambar dari proyek tersebut. Para peneliti juga menemukan bahwa galaksi-galaksi ini mengandung debu dalam jumlah yang luar biasa banyak.
Umumnya, semua galaksi termasuk tata surya kita mengandung debu antar bintang, yakni sisa-sisa bintang yang telah meledak jutaan tahun lalu. Namun, galaksi UFO memiliki lebih banyak debu dibandingkan dengan Bima Sakti, hingga 50 kali lebih banyak.
Akibatnya, debu ini menghalangi sebagian besar cahaya dari galaksi tersebut, seperti badai pasir yang menghalangi sinar matahari di Bumi. Untuk memahami bentuk galaksi-galaksi ini, para ilmuwan juga melakukan simulasi komputer.
Pata ilmuwan menemukan galaksi UFO dapat berbentuk cakram seperti piring terbang, bola seperti bola rugby, atau berbentuk bola sempurna. Hasil perhitungan mereka menunjukkan bahwa galaksi-galaksi UFO kemungkinan besar berbentuk cakram, mirip dengan Bima Sakti.
Namun sayangnya bagaimana galaksi-galaksi ini bisa memiliki begitu banyak debu masih menjadi misteri.
(Tifani)