Liputan6.com, Jakarta Orangtua yang memiliki anak laki-laki disarankan untuk tidak terlalu banyak memberikan asupan makanan berupa ayam negeri atau ayam broiler. Menurut Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Agustin Kusumayati, ayam negeri berpotensi disuntik hormon pertumbuhan (growth hormone) yang bisa sebabkan fungsi seksual sekunder anak laki-laki terganggu. Salah satu tandanya penis anak lebih kecil dibandingkan anak-anak seumuran.
"Hormon pertumbuhan ini sifatnya lebih ke arah hormon perempuan sehingga bisa sebabkan demaskulinisasi (berkurangnya sifat-sifat maskulin pada pria)," terang Agustin di Kementerian Kesehatan RI, pada Rabu (1/4/2015).
Masuknya tambahan hormon perempuan ke tubuh anak laki-laki dalam masa pertumbuhan bisa mengganggu produksi hormon testosteron. Hal ini yang memengaruhi ukuran penis keci dibandingkan anak lainnya.
Advertisement
"Nah biasanya pada saat sunat, dokter yang melakukan tindakan akan mengetahui apakah ukuran penis anak normal sesuai umurnya. Dokter akan mengingatkan orangtua agar tidak mengonsumsi ayam negeri agar anak ini bisa mengejar pertumbuhannya," jelas Agustin.
Lalu apakah hal ini berpengaruh terhadap perilaku anak laki-laki jadi lebih feminin? "Hormon itu bisa mengejawantah dalam hal fenotip atau perilaku. Tapi ada juga yang tidak," tambahnya.
Nah, bila konsumsi ayam negeri ini dihentikan sebelum masa pertumbuhan berakhir, pertumbuhan penis akan bisa dikejar.Â
Lalu, dampak mengonsumsi ayam dengan suntikan hormon pertumbuhan bisa menyebabkan menstruasi yang datang lebih cepat. "Jika pada umumnya 11-12 tahun, menstruasi pada anak-anak perempuan yang banyak makan ayam negeri jadi pada usia 9 tahun,"
Oleh karena itu, Agustin mengingatkan kepada orangtua agar lebih baik memilih ayam kampung meski harganya jauh lebih mahal.
Â
Baca Juga: