Bergaya Hidup Sehat Tapi Masih Kena Kanker, Kenapa?

Kita mungkin akan bingung kenapa ada orang yang kita anggap sudah bergaya hidup sehat ternyata terserang penyakit berat seperti kanker.

oleh Gabriel Abdi Susanto diperbarui 27 Mei 2015, 17:00 WIB
Diterbitkan 27 Mei 2015, 17:00 WIB
[Bintang] Penyakit yang Timbul Akibat Konsumsi Susu Bubuk Campur Deterjen
Kanker | via: balikpapan.imigrasi.go.id

Liputan6.com, Jakarta Kita mungkin akan bingung kenapa ada orang yang kita anggap sudah bergaya hidup sehat ternyata terserang penyakit berat seperti kanker. Apa yang salah dengan mereka?

Namun, hipnoterapis klinis Widya Saraswati, CCH, CT dalam bukunya berjudul 'Pintar dan Bijak Menghadapi Kanker' menyebutkan, kita perlu bertanya lebih lanjut dengan detail karena bisa jadi, apa yang dilihat hanya sekilas.

Misalnya tentang gaya hidup tidak merokok. "Apakah mereka benar-benar bebas dari asap rokok atau hanya tidak menjadi perokok aktif,"ujar Widya. Dalam banyak penelitian para perokok pasif pun rentan menderita sakit.

Lain lagi misalnya tentang makanan rendah lemak, kita perlu teliti lebih lanjut apakah mereka hanya tidak makan gorengan tapi penggemar makanan olahan, bergajih dan bergula tinggi yang pada akhirnya menjadi lemak tubuh juga?

Demikian juga bila dilihat dari kebiasaan makan gula. Apakah mereka benar-benar tidak mengonsumsi gula atau hanya mengurangi minuman manis? "Banyak orang tidak menyadari bahwa makanan yang mereka makan mengandung tinggi gula seperti nasi, roti, dan minuman ringan,"ujar Widya.

Tentang aktivitas tubuh. Apakah benar orang-orang ini berolahraga 30-45 menit tiap hari atau hanya bermain tenis dan golf seminggu sekali. Tenis dan golf bukanlah olahraga,melainkan permainan yang tidak memiliki efek aerobik.

Lalu soal makan sayur. Apakah benar, mereka makan sayur sesuai kebutuhan harian atau hanya kuahnya plus 'bekas sayur' berhubung vitaminnya sudah hilang semua oleh proses pemasakan yang keliru. "Masih banyak contoh pertanyaan lain yang dapat dikemukakan untuk mengecek apakah gaya hidup sehat yang dianggap sudah dilakukan itu memang benar, tetap dan sesuai kebutuhan individu."jelas Widya.

Masih ada pertanyaan lain yang menyangkut banyak hal lain misalnya berapa lama mereka sudah bergaya hidup sehat? Setahun, dua tahun, lima tahun atau sepuluh tahun atau sepanjang hidup mereka menerapkan gaya hidup sehat?

"Bagaimana pun juga kanker bukanlah penyakit tunggal. Tidak ada faktor tunggal yang menjadi penyebabnya. Banyak hal berkontribusi terhadap kejadian dan perkembangan kanker,"ujar Widya.

Widya mengingatkan bahwa munculnya kanker tidak singkat dan segera seperti saat seseorang terpapar bakteri atau kuman yang bisa langsung mengalami diare atau gatal. Para ahli kesehatan bahkan menyebutkan ada beberapa faktor risiko yang menyebabkan sejumlah kanker sepserti merokok, pola makan yang buruk, dan kelebihan lemak tubuh.

"Pada dasarnya di dalam diri setiap orang ada risiko untuk kena kanker karena ada gennya,"ujar dokter ahli bedah kanker yang mengembangkan pendekatan holistik, Dr. Paulus W Halim.

Menurut dokter Paulus, kenapa tidak setiap orang kena kanker meski ada gennya. Itu karena di tubuh ada sistem yang mengatur. Pada orang yang menderita kanker berarti ada sistem di dalam tubuhnya yang bermasalah akibat gaya hidup, makanan, kegemukan dan sebagainya terutama stres.

Masalahnya sekarang, pengetahuan seseorang tentang gaya hidup,makanan dan beragai aspek kesehatan lainnya terkait dengan kejadian kanker belum tentu benar. Terlebih dalam penerapan di kehidupan harian. Tidak dapat dipastikan apakah yang diterapkan sudah tepat dan sesuai dengan kebutuhan individu itu sendiri.

"Demikian pula denga faktor stres. Tidak selalu yang bersangkutan menyadari dirinya stres, apalagi stres yang tersimpan di bawah sadar,"ujar dokter Paulus.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya