Memahami Gelombang Panas yang Melanda India

Cuaca panas yang di luar kebiasaan bisa mengakibatkan kondisi heat stroke pada manusia.

oleh Dyah Puspita Wisnuwardani diperbarui 09 Jun 2015, 06:00 WIB
Diterbitkan 09 Jun 2015, 06:00 WIB
Gelombang Panas
Cuaca panas melanda sejumlah wilayah dibagian timur Cina dengan suhu rata-rata lebih dari 35 Derajat Celcius.

Liputan6.com, Jakarta Gelombang panas yang menelan korban ribuan jiwa di India sejak Mei lalu cukup meresahkan masyarakat. Cuaca panas yang di luar kebiasaan bisa mengakibatkan kondisi heat stroke pada manusia. 

Situs Webindia mendefinisikan heat stroke sebagai peningkatan suhu inti tubuh atau hipertermia yang mencapai 40,6 derajat Celcius atau 105,1 derajat Fahrenheit dengan kurangnya keringat serta diasosiasikan dengan kebingungan mental. 

Sementara itu, Dr. dr. Saptawati Bardosono, MSc, ahli gizi yang juga Ketua Indonesian Hydration Working Group (IHWG) mengatakan umumnya orang hanya mampu bertahan pada suhu inti tubuh 36,7 derajat Celsius. Jika suhu inti tubuh melewati 37 derajat Cesius, harus secepatnya dinetralkan dengan tiga langkah, dibawa ke tempat teduh, dialiri udara sejuk, dan minum air putih. 

Mengutip Webindia, heat stroke bisa mengakibatkan gangguan kesehatan serius bahkan kematian jika tidak ditangani dengan benar. Heat stroke sendiri sebetulnya tidak berbahaya namun bisa berakibat fatal jika gejala awalnya tidak diwaspadai. 

Heat stroke biasanya terjadi akibat bekerja keras dalam kondisi lingkungan panas tanpa asupan cairan yang cukup. 

Bayi, anak-anak, orang dewasa obesitas dan lansia lebih mudah terserang heat stroke ketimbang orang dewasa muda dengan kondisi sehat. 

Tipe dan Gejala

Tipe heat stroke

Exertional heatstroke (EHS) - Biasanya menimpa individu muda yang melakukan aktivitas fisik dalam periode panjang di lingkungan panas. 

Nonexertional heatstroke (NEHS) - Umumnya menimpa lansia yang kurang bergerak, pasien penyakit kronis dan orang-orang yang sangat muda. Kasus NEHS klasik muncul selama gelombang panas. 

Polusi yang semakin meningkat juga menyebabkan perubahan iklim secara drastis di seluruh dunia. Musim panas menjadi semakin parah dan menyebabkan semakin banyak orang yang terkena heat stroke. 

Mereka yang terkena heat stroke harus secepatnya mendapatkan perawatan agar terhindar dari kerusakan organ dalam. Menurunkan suhu tubuh korban heat stroke adalah hal yang utama. 

Berikut gejala heat stroke, dikutip dari Medindia, Selasa (9/6/2015)

- Suhu tubuh lebih dari 104 derajat Fahrenheit (40 derajat Celsius).

- Sakit kepala

- Pusing

- Kebingungan

- Disorientasi   

- Kelelahan

- Kulit terasa panas dan kering

- Kulit lembap, jika berkaitan dengan aktivitas kerja di lingkungan berhawa panas

- Napas cepat atau tersengal-sengal

- Detak jantung cepat

- Tidak ada keringat

- Tekanan darah yang berubah-ubah

- Iritasi

- Koma atau kehilangan kesadaran 

Penanganan

Penanganan korban heat stroke

- Pindahkan korban ke tempat yang terlindung dari panas

- Dinginkan suhu tubuh korban dengan cara dilap dengan handuk basah

- Kompres area ketiak dan selangkangan dengan es 

- Beri asupan air dengan elektrolit atau jus buah/sayuran

- Korban harus beristirahat

Pencegahan

Pencegahan heat stroke

- Hindari aktivitas di luar ruangan selama cuaca panas tinggi

- Minum banyak cairan ketika bekerja di luar ruangan

- Hidrasi tubuh dengan air secara berkala selama beraktivitas di luar ruangan

- Hindari mengonsumsi alkohol/ kopi/ minuman bersoda 

- Kenakan pakaian tipis, longgar dengan warna cerah

- Proteksi diri dari paparan sinar matahari langsung dengan kaca mata hitam dan topi

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya