Kemenkes Tinjau Posko Mudik di Semarang

Selain memantau kesiapan pos dan tenaga kesehatan di lapangan, Subuh juga melakukan dropping logistik berupa obat-obatan, dan lain-lain

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 07 Jul 2015, 15:33 WIB
Diterbitkan 07 Jul 2015, 15:33 WIB
20150630-Mentri-Kesehatan-Lepas-Pos-Kesehatan-Mudik-Jakarta-Nila-Djuwita-F.Moeloek1
Selain memantau kesiapan pos dan tenaga kesehatan di lapangan, Subuh juga melakukan dropping logistik berupa obat-obatan, dan lain-lain

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dr. H. M. Subuh, MPPM meninjau langsung kesiapan Posko Kesehatan Mudik Lebaran yang tersebar di sejumlah titik jalur mudik. Selain memantau kesiapan pos dan tenaga kesehatan di lapangan, Subuh juga melakukan dropping logistik berupa obat-obatan, leaflet, keperluan tenaga kesehatan, buku informasi seputar kesehatan dan keselamatan mudik, serta kantong-kantong sampah.

Provinsi Jawa Tengah, khususnya wilayah Semarang, dipilih Subuh sebagai posko pertama yang dikunjungi. Selain meninjau puskesmas dan rumah sakit, Subuh pun meninjau Posko Kesehatan di Bandara Ahmad Yani, Stasiun Tawang, Pelabuhan Tanjung Emas, dan Terminal Terboyo.

Dalam kesempatan itu, Subuh terus mengingatkan para penanggungjawab posko untuk menyiagakan alat pertolongan pertama seperti alat pacu jantung (Automated External Defibrillators/AED).

"Alat ini dapat menyelematkan seseorang yang mengalami serangan jantung mendadak," kata dia dikutip dari keterangan pers yang diterima Health Liputan6.com, Selasa (7/7/2015).

Saat meninjau posko kesehatan di teminal, Subuh mengingatkan para petugas agar tidak sungkan melakukan cek fisik dan kesiapan semua pengemudi dan kondektur bus yang akan berangkat dari terminal tersebut. Seperti tes urine, tes alkohol, narkoba, pernapasan, dan tensi.

Seluruh bus yang ada di Terminal Terboyo baru bisa berangkat apabila semua awak dinyatakan dalam keadaan sehat. Ini dilakukan guna memberikan keamanan bagi para pemudik yang berjumlah lebih dari 6.000 jiwa.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya