Liputan6.com, New York- Tak cuma masyarakat Indonesia yang memilih pindah ke kota dibandingkan tetap tinggal di desa, tapi juga masyarakat dunia. Hal ini menyebabkan perubahan jenis makanan yang dikonsumsi sehingga mengurangi nilai gizi makanan yang masuk ke tubuh.
Pada negara-negara berkembang, sayuran dan buah memang jadi sumber makanan utama, tapi perkembangan zaman memudahkan mereka dapatkan makanan tinggi kalori seperti daging merah, garam, gula dan makanan olahan. Semakin lama, makanan tinggi kalori seperti ini banyak dikonsumsi yang membuat banyak orang kurang gizi atau malnutrisi seperti diungkapkan studi terbaru.
Advertisement
Baca Juga
"Pendapatan meningkat orang-orang di seluruh dunia lebih memilih makanan banyak kalori dan daging dalam menu makanan mereka," terang penulis studi dari University of Minnnesota, David Tilman.
Advertisement
"Kami menemukan adanya kelompok baru yang kekurangan gizi karena mereka makan makanan yang tidak baik yakni tidak memiliki manfaat gizi," tambah Tilman lagi seperti dikutip laman Huffington Post, Minggu (12/7/2015).
Konsumsi makanan tidak sehat di negara-negara berpenghasilan menengah dan rendah tak dipungkiri meningkat signifikan antara tahun 1990 hingga 2010 menurut studi dari Tufts University.Â
Padahal, kekurangan gizi menurut Program Pangan Dunia PBB bisa membuat tubuh kesulitan melakukan hal-hal normal seperti tumbuh dan memiliki imunitas tubuh yang baik.
Oleh karena itu, salah satu penulis studi Darius Mozaffarian menegaskan pentingnya fokus pada kualitas kalori pada masyarakat di negara miskin, bukan hanya kuantitasnya saja.
Â
Baca Juga:
Kurang Gizi Tak Pandang Kaya atau Miskin
Waspadai Bahaya Kurang Gizi Mikro pada Anak
Â