Menunda-nunda Menikah, Risiko Perceraian Meningkat

Menikah di awal usia 20-an tahun dan di atas 32 tahun berisiko bercerai.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 23 Jul 2015, 13:30 WIB
Diterbitkan 23 Jul 2015, 13:30 WIB
Salah satu penyebab perceraian. Foto Ilustrasi (Emirates247)
Ilustrasi perceraian. Foto Ilustrasi (Emirates247)

Liputan6.com, New York- Faktor ekonomi, karir, dan penjajakan lebih dalam kepada pasangan biasanya dijadikan alasan menunda pernikahan. Menurut studi menikah di usia di atas 32 tahun membuat risiko perceraian meningkat.

Menurut penelitian yang dilakukan sosiolog dari University of Utah, Amerika Serikat, Nicholas Wolfinger menikah di akhir usia 20-an risiko perceraian lebih rendah dibandingkan mereka yang menikah di awal usia 20-an tahun. Namun, yang menikah di atas 32 tahun mengalami risiko perceraian yang terus meningkat seiring dengan bertambahnya umur.

Hasil temuan di atas berdasarkan analisis data tahun 2006-2010 National Survey of Family Growth seperti dikutip Salt Lake Tribunne, Kamis (22/7/2015).

Menurut analisis Wolfinger, ada beberapa alasan menikah muda secara signifikan meningkatkan peluang perceraian. Salah satunya karena saat usia muda sedang bertransformasi sehingga cenderung berubah. Hal ini membuat keputusan yang dihasilkan tidak matang.

Lalu pernikahan di usia di atas 32 tahun menurutnya memungkinkan mantan pasangan di masa lalu datang kembali dan mengganggu keharmonisan hubungan. Lalu, pernikahan yang di atas 32 tahun dianggap orang tersebut biasanya sulit menemukan orang yang cocok dengannya. Ketika menikah, pernikahan mereka pun berisiko bercerai.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya