Liputan6.com, Jakarta Jika di kehidupan sehari-hari kita dianjurkan minum air putih sebanyak dua liter, namun ketika kita berangkat menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci maka takaran minum yang dianjurkan adalah 2,4 liter sehari. "Hitungannya, 8 kali 3 liter," kata Spesialis Penyakit Dalam RSCM-FKUI dr Purwita Wijaya Laksmi.
Jangan sampai kekurangan asupan air yang membuat kita mengalami dehidrasi. Terlebih suhu di Makkah dan Madinah sendiri saat ini berada di kisaran lebih dari 30 derajat celcius.
Baca Juga
Dehidrasi tentu berbahaya bagi para calon jamaah haji, apalagi mayoritas yang pergi beribadah selama 40 hari adalah orang berusia di atas 40 tahun. "Bisa memperburuk kondisi yang sudah ada. Seperti penyakit jantung dan demensia. Tak heran bila banyak jamaah negara kita yang tersesat. Selain karena usia, itu juga karena kurang minum," kata Perwakilan Indonesian Hydration Working Group (IHWG) dalam peluncuran buku 'Pedoman Hidrasi Saat Haji dan Umrah' di Kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (19/8/2015)
Advertisement
Oleh karena itu, minum yang sering meski tidak haus. Sebab, ketika berada di sana, perasaan tidak harus sering kali terjadi.
Purwita juga menyadari, kondisi kurang minum semakin diperparah dengan keengganan calon jamaah haji untuk mondar-mandir ke kamar kecil jika mereka kebanyakan minum. Apalagi jarak antara masjid dan kamar kecil cukup jauh.
"Maka itu, siapa saja yang pergi ke sana, harus saling mengingatkan untuk minum. Terlebih mengingatkan orang yang lebih tua. Sebab, orang berusia lanjut yang kurang minum dapat membuat konsentrasi mereka menurun," kata Purwita menambahkan.