Liputan6.com, Jakarta Idul Kurban, Hari Raya Adha, Hari Raya Haji, atau Hari Raya Besar menurut Kyai Haji Mustofa Bisri adalah hari raya Islam, kembaran Idul Fitri. Ketika Nabi Muhammad SAW datang ke Madinah, di negeri hijrah itu telah ada tradisi semacam perayaan tahunan, satu tahun dua kali, yang disebut Mahrajan.
Oleh Kanjeng Nabi, kata Gus Mus, kedua perayaan itu diusulkan diganti dengan yang lebih baik. Itulah Idul Adha dan Idul Fitri. Jadi, dari sudut perayaannya, kedua hari raya itu memang boleh dikata merupakan semacam "pesta rakyat". Hari gembira umat Islam.
Pada hakikatnya pada hari raya ini, kita diberi kesempatan untuk melakukan puja dan pujia tak lain hanyalah Allah SWT. Pada saat ini kita menyadari diri sebagai manusia yang sedang hijrah atau sedang berpergian. Kita menyadari kembali akan nikmat yang telah diberikan Allah SWT kepada seluruh hambanya.
Advertisement
Berikut bacaan untuk niat puasa arafah :
Niat Puasa Sunah Tanggal 1 – 7 Dzulhijjah
نَوَيْتُ صَوْمَ شَهْرِ ذِي الْحِجَّةِ سُنَّةً ِللهِ تَعَالَى
Latin : “NAWAITU SHAUMA SYAHRI DHILHIJJATI SUNNATAN LILLAAHI TA’AALA”
Artinya : Aku niat puasa sunnah di bulan Dzulhijjah karena Allah Ta’ala
Niat Puasa Tarwiyah Tanggal 8 Dzulhijjah
نَوَيْتُ صَوْمَ التَّرْوِيَةَ سُنَّةً ِللهِ تَعَالَى
Latin : “NAWAITU SHAUMAT TARWIYATA SUNNATAN LILLAAHI TA’AALA”
Artinya: Aku niat puasa sunnah tarwiyah karena Allah Ta’ala
Niat Puasa Arafah Tanggal 9 Dzulhijjah
نَوَيْتُ صَوْمَ عَرَفَةَ سُنَّةً ِللهِ تَعَالَى
Latin : “NAWAITU SHAUMA ‘AROFATA SUNNATAN LILLAAHI TA’AALA”