Kapsul Pengganti Peti Mati Jadi Alternatif Pemakaman

Peti mati, batu nisan, dan proses pemakaman akan terlihat biasa saja di masa depan, karena di Italia baru saja muncul ide unik.

oleh Risa Kosasih diperbarui 15 Okt 2015, 19:15 WIB
Diterbitkan 15 Okt 2015, 19:15 WIB
Kapsul Pengganti Peti Mati Jadi Alternatif Pemakaman
Peti mati, batu nisan, dan proses pemakaman akan terlihat biasa saja di masa depan, karena di Italia baru saja muncul ide unik.

Liputan6.com, Jakarta Kita bisa mengucapkan selamat tinggal untuk peti mati. Peti mati, batu nisan, dan proses pemakaman akan terlihat biasa saja di masa depan, karena di Italia baru saja muncul ide unik.

Metode pemakaman yang unik ini dinamakan Proyek Capsula Mundi. Dibuat oleh desainer Anna Citelli dan Raoul Bretzel, mereka menciptakan kapsul pemakaman ramah lingkungan yang benar-benar mengubah tubuh orang yang meninggal menjadi pohon.

Bila hal ini terjadi, tubuh akan berubah menjadi nutrisi bagi pohon yang akan tumbuh di atas tanah. Bagaimana bisa jasad manusia menjadi nutrisi untuk tanaman? Begini proses sederhananya.

1. Tubuh dimasukkan ke dalam kapsul seperti posisi janin dalam kandungan dan dikubur seperti pemakaman biasa.
2. Tanam benih pohon di atas kapsul. Anda bahkan bisa memilih jenis pohon yang Anda kehendaki, seperti memilih peti mati.
3. Kapsul untuk membungkus jenazah terbuat dari plastik, yang tidak menghalangi dekomposisi alami dari kapsul. Ia juga memungkinkan bahan orgnik berubah jadi mineral, yang akan memberikan tanah nutrisi.
4. Pada dasarnya, kapsul seperti cangkang itu akan mengubah pemakaman menjadi hutan rindang.

Hukum Italia sesungguhnya masih melarang konsep pemakaman seperti ini. Tapi jika benar-benar terealisasi, bakal ada taman memorial dari seluruh pohon, daripada taman batu nisan, dilansir dari laman Canyouactually, Kamis (15/10/2015).

Bayangkan Anda bisa mengunjungi dan merawat pohon tersebut seperti merawat orang terkasih Anda. Sebetulnya, ada sebuah tempat di Amerika Serikat dan Inggris yang telah menerapkan konsep pekuburan hijau. Namun, marilah kita menunggu beberapa tempat lain di seluruh dunia agar suasana makam tak begitu menyeramkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya