Dari Darah Serangga sampai Hati Hiu, Ini 7 Bahan Kosmetik Anda

Ada banyak bahan kimia dalam produk kecantikan Anda yang mungkin tak menyebabkan gangguan fisik, namun biasa membuat tak nyaman.

oleh Liputan6 diperbarui 21 Nov 2015, 14:00 WIB
Diterbitkan 21 Nov 2015, 14:00 WIB
Ilustrasi Kosmetik
Ilustrasi Kosmetik

Liputan6.com, Jakarta- Ada banyak bahan kimia dalam produk kecantikan Anda yang mungkin tak menyebabkan gangguan fisik. Sebab, sejumlah badan pengawas makanan dan kosmetik sudah menguji dan membuat regulasi soal bahan berbahaya yang wajib ditinggalkan tersebut.

Baru-baru ini, nydailynews.com membeberkan tentang sejumlah item yang bisa membuat Anda mual, karena dalam produk kecantikan kita bisa saja terdapat bahan-bahan dari bagian tubuh hewan.

Berikut ini 7 zat yang ditemukan dalam kosmetik yang berpotensi menimbulkan bahaya pada kesehatan.

1. Guanin

Zat guanin dalam kosmetik berasal dari sisik ikan. Salah satu asam nukleat utamanya ditemukan dalam DNA dan RNA, dan senyawa kristal ini ditemukan dalam lipstik, produk perawatan kuku dan shampo.

Badan Pengawasan Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) melabeli guanin sebagai sebuah aditif warna dan mengatakan produk tersebut 'aman untuk digunakan dalam pewarnaan eksternal, termasuk digunakan untuk daerah mata, dalam jumlah yang konsisten dengan praktek manufaktur yang baik'.

2

Meski Sudah Dilarang, Perdagangan Sirip Hiu Masih Marak
Squalene ditemukan dalam minyak hati ikan hiu.

2. Squalene

Squalene ditemukan dalam minyak hati ikan hiu. Hidrokarbon ini adalah salah satu dari lemak yang diproduksi oleh sel-sel kulit manusia dan dapat ditemukan di produk perawatan kulit dan rambut.

3. Timbal Asetat

Timbal asetat digunakan pada kadar rendah di produk pewarna rambut.

4. Lanolin

Lanolin adalah produk sekresi pemurnian dari kelenjar minyak domba. Dalam istilah awam, lanolin diproses dari lemak wol. Minyak wol ditemukan dalam kosmetik wajah, krim cukur dan sebagai perawatan kulit bayi.

FDA mengatakan bahwa lanolin dapat menghasilkan reaksi alergi atau hipersensitif, tetapi, untuk sebagian besar produk dengan bahan ini masih aman untuk digunakan.

3

Paus Paling Langka Tertangkap Kamera Untuk Pertama Kalinya
Paus ini bahkan dikira telah punah oleh para ahli

5.  Carmine

Carmine yang berasal dari serangga cochineal digunakan sebagai penghasil pigmen merah menyala. Sisik serangga tersebut direbus dalam larutan amonia atau natrium karbonat.

Pada 4 Mei 2011 silam, Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah membahas soal obat-obatan dan makanan yang terbuat dari serangga cochineal. Dikutip dari laman halalmui.org, Komisi Fatwa MUI sepakat menetapkan fatwa halal untuk bahan produk pewarna dari serangga tersebut.

6. Formalin

Anda mungkin tahu kalau formalin adalah senyawa kimia yang digunakan dalam membantu mengawetkan mayat, tetapi juga dapat ditemukan dalam beberapa produk, termasuk produk perawatan tubuh.

FDA merilis penggunaan formalin untuk pengeras kuku aman jika digunakan dengan konsentrasi yang efektif. Tapi formalin tidak aman untuk produk pelurus rambut.

7. Ambergris

Ambergris adalah zat lilin yang dihasilkan dalam saluran pencernaan sperma ikan paus. Zat ini juga dapat disebut sebagai kotoran ikan paus.

Ambergris dapat ditemukan dalam berbagai produk, tetapi yang paling sering disebut adalah parfum. Tapi Ambroxan sintetis telah menggantikan Ambergris dalam parfum modern.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya