Ini Beda Manfaat Plasenta dan Stem Cell Usai Melahirkan

Tren mengonsumsi plasenta kembali heboh lantaran bintang reality show Kim Kardashian juga melakukannya.

oleh Fitri Syarifah diperbarui 15 Des 2015, 20:01 WIB
Diterbitkan 15 Des 2015, 20:01 WIB
Amankah Prosedur Stem Cell?
Sesuatu yang berhubungan dengan obat suatu penyakit harus melalui tahap uji klinis yang panjang. Jadi amankah stem cell?

Liputan6.com, Jakarta Tren mengonsumsi plasenta kembali heboh lantaran bintang reality show Kim Kardashian juga melakukannya. Meski penelitian menyebutkan belum ada manfaat kesehatan secara pasti, banyak wanita yang melakukannya usai melahirkan.

Di sisi lain, prosedur sel punca (stem cell) justru dinilai paling aman karena dapat bermanfaat bagi anak saat dewasa nanti. Lantas apa perbedaan keduanya? Berikut ulasannya, dari berbagai sumber, Selasa (15/12/2015).

Plasenta, Belum ada bukti kesehatan

Bagaimanapun, dokter pasti akan memberikan keterangan berdasarkan bukti (evidence base). Masalahnya, sejumlah penelitian menemukan tidak ada manfaat mengonsumsi plasenta. Selain karena risiko kontaminasi bakteri, plasenta dinilai tidak memiliki nutrisi karena melalui banyak proses pengolahan.

Stem cell

Stem Cell

Dibandingkan plasenta, pemanfaatan sel punca atau stem cell jauh lebih berguna. Sebab langkah ini telah dibuktikan dengan banyak jurnal medis.

Menurut ahli stem cell dari Unistem Clinic, dr Karina F, Moegni, SpBP, stem cell diambil dari diri sendiri biasanya bersumber dari darah, sumsum tulang belakang, dan lemak.

Sependapat, Spesialis Kebidanan Rumah Sakit Bunda Jakarta, dr Taufik Jamaan, SpOG mengatakan, khusus untuk stem cell darah tali pusat, penelitian menyebutkan bisa mengobati lebih dari 70 penyakit termasuk leukemia, sickle, cell anemia, thalassemia, cerebral palsy, alzheimer, stroke, dan lain-lain.

"Transplantasi stem cell pertama kali digunakan pada penderita Fanconi pada 1988. Lebih dari 20.000 transplantasi stem cell darah tali pusat telah dilakukan untuk terapi baik pada anak-anak maupun orang dewasa dengan berbagai macam penyakit," katanya beberapa waktu lalu pada wartawan. 

Di Indonesia sendiri sudah ada bank khusus stem cell seperti ProSTEM. Untuk dana awal, biaya yang dikeluarkan sekitar Rp 20 juta. (*)

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya