Liputan6.com, Jakarta Tren mengonsumsi plasenta kembali heboh lantaran bintang reality show Kim Kardashian juga melakukannya. Meski penelitian menyebutkan belum ada manfaat kesehatan secara pasti, banyak wanita yang melakukannya usai melahirkan.
Di sisi lain, prosedur sel punca (stem cell) justru dinilai paling aman karena dapat bermanfaat bagi anak saat dewasa nanti. Lantas apa perbedaan keduanya? Berikut ulasannya, dari berbagai sumber, Selasa (15/12/2015).
Baca Juga
Plasenta, Belum ada bukti kesehatan
Advertisement
Bagaimanapun, dokter pasti akan memberikan keterangan berdasarkan bukti (evidence base). Masalahnya, sejumlah penelitian menemukan tidak ada manfaat mengonsumsi plasenta. Selain karena risiko kontaminasi bakteri, plasenta dinilai tidak memiliki nutrisi karena melalui banyak proses pengolahan.
Baca Juga
Stem cell
Stem Cell
Dibandingkan plasenta, pemanfaatan sel punca atau stem cell jauh lebih berguna. Sebab langkah ini telah dibuktikan dengan banyak jurnal medis.
Menurut ahli stem cell dari Unistem Clinic, dr Karina F, Moegni, SpBP, stem cell diambil dari diri sendiri biasanya bersumber dari darah, sumsum tulang belakang, dan lemak.
Sependapat, Spesialis Kebidanan Rumah Sakit Bunda Jakarta, dr Taufik Jamaan, SpOG mengatakan, khusus untuk stem cell darah tali pusat, penelitian menyebutkan bisa mengobati lebih dari 70 penyakit termasuk leukemia, sickle, cell anemia, thalassemia, cerebral palsy, alzheimer, stroke, dan lain-lain.
"Transplantasi stem cell pertama kali digunakan pada penderita Fanconi pada 1988. Lebih dari 20.000 transplantasi stem cell darah tali pusat telah dilakukan untuk terapi baik pada anak-anak maupun orang dewasa dengan berbagai macam penyakit," katanya beberapa waktu lalu pada wartawan.Â
Di Indonesia sendiri sudah ada bank khusus stem cell seperti ProSTEM. Untuk dana awal, biaya yang dikeluarkan sekitar Rp 20 juta. (*)
Â
Advertisement