3 Jenis Cedera Gigi pada Anak yang Harus Diwaspadai

Cedera gigi merupakan cedera mulut yang paling sering dialami seorang anak dan memiliki dampak jangka panjang jika tidak segera ditangani.

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 23 Jan 2016, 08:00 WIB
Diterbitkan 23 Jan 2016, 08:00 WIB
Anak Sikat Gigi 2 (Liputan6.com/M.Iqbal)

Liputan6.com, Jakarta Cedera gigi merupakan cedera mulut yang paling sering dialami seorang anak dan memiliki dampak jangka panjang jika tidak segera ditangani.

Tiga jenis trauma pada gigi anak di bawah ini tidak hanya menimbulkan perubahan pada penampilan gigi anak secara estetik. Tapi juga memiliki dampak terhadap fungsi gigi dan psikologi anak di kemudian hari.

Pakar Kesehatan Gigi Anak RaDental Clinic, RSIA Grand Family, Pantai Indah Kapuk, menjelaskan jenis-jenis trauma pada gigi anak yang sering dijumpainya.

1. Gigi susu patah

Tak pernah ada yang tahu kapan gigi anak akan patah. Kondisi ini biasa terjadi ketika anak jatuh saat bermain sepeda atau bermain sepak bola. Terkadang patah hanya mengenai permukaan namun tak jarang mengenai bagian dan gigi yang disebut pulpa.

Pada beberapa kasus, lanjut Rudy, patahan bisa mengenai akar gigi. "Akar gigi adalah nyawa dari semua gigi. Anak akan meringis kesalitan ketika makan. Disentuh saja juga sudah terasa sakit. Pada beberapa anak, akan rewel saat menyusui pakai dot," kata Rudy dalam diskusi Penanganan Cedera Gigi dan Jaringan Lunak Sekitar Muluk Anak di RSIA Grand Family, Pantai Indah Kapuk, Jakarta, Jumat (22/1/2016)

Patahan yang terlihat jelas membuat tampilan gigi menjadi aneh dan tidak rata.

Pada kasus yang ringan, gigi yang tajam dapat dihaluskan dan patahan gigi dapat disambung kembali selama kondisi gigi masih dalam keadaan baik.

2. Berubah posisi (Instrusi)

Terlihat seperti patah semua tapi ternyata masuk ke dalam. Gigi yang tadinya panjang masuk lagi ke dalam gusi. Dipegang dan disentuh akan terasa sakit.

"Kalau orang tidak tahu, dia akan mengira si anak kayak orang yang baru tumbuh gigi," kata Rudy.

Adanya dorongan juga dapat menyebabkan gigi berubah kedudukannya. Kedua hal ini dapat menimbulkan nyeri pada gigi.

Jika kasus tergolong ringan, dokter hanya melakukan observasi dan perawatan dengan antiseptik. Pada kasus tertentu, mungkin diperlukan penarikan gigi, reposisi, hingga pencabutan gigi.

3. Avulsi gigi susu

Trauma cukup hebat menyebabkan gigi susu lepas atau tanggal. Tanggal sampai ke akarnya atau biasa disbit avulse gigi. Hal ini dapat menimbulkan rasa nyeri yang hebat pada anak.

"Sakitnya bukan main. Seperti cabut gigi tanpa bius kebal. Pasien datang ke dokter dalam keadaan nangis yang kejar," kata Rudy menekankan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya