Mengenal Makanan Lezat Khas Imlek Selain Kue Keranjang

Sajian khas Imlek tak hanya kue keranjang saja.

oleh Dyah Puspita Wisnuwardani diperbarui 06 Feb 2016, 07:00 WIB
Diterbitkan 06 Feb 2016, 07:00 WIB
Mengenal Makanan Lezat Khas Imlek Selain Kue Keranjang
Sajian khas Imlek tak hanya kue keranjang saja.

Liputan6.com, Jakarta Kue keranjang identik dengan sajian khas Imlek. Ya, kue sejenis dodol itu selalu tak pernah absen dari perayaan Tahun Baru China.

Sebenarnya sajian Imlek tak hanya kue keranjang saja, ada banyak menu khas seperti ikan, pangsit, dan lainnya seperti dikutip dari laman Chinahighlights, Sabtu (6/2/106) berikut ini:

Ikan (Yu yoo)

Dalam bahasa Mandarin, pengucapan kata "ikan" serupa dengan "berlimpah". Orang Tionghoa selalu mengusahakan kondisi berlimpah di akhir tahun. Ini artinya mereka mampu mengelola keuangan dan menabung hingga akhir tahun. Dengan begitu mereka bisa berusaha mendapatkan lebih banyak rezeki tahun depan.

Biasanya ikan untuk sajian Imlek dimasak dengan bermacam cara, mulai dari direbus, dikukus, atau dimasak dengan sedikit air. Menu ikan yang paling terkenal adalah ikan dari West Lake yang disajikan dengan acar kol dan cabai, ikan kukus dengan saus cuka, dan ikan rebus dengan kaldu pedas.

Masing-masing jenis ikan yang disajikan saat Imlek memiliki makna yang berbeda terkait cara pengucapan namanya. Umumnya ikan-ikan tersebut menyimbolkan keberuntungan dan keberlimpahan.

Menu ikan biasanya disantap di akhir di perayaan Imlek karena menyimbolkan keberlimpahan. Ada cara tersendiri juga untuk memakannya:

- Bagian kepala harus diletakkan menghadap tamu dan para tetua. Ini menyimbolkan rasa hormat.

- Para undangan baru boleh memakan ikan setelah orang yang duduk berhadapan dengan kepala ikan menyantap ikan terlebih dulu.

- Sajian ikan tak boleh dipindahkan. Kedua orang yang duduk berhadapan dengan kepala dan ekor ikan harus minum bersama. Ini menyimbolkan keberuntungan.

Tradisi bersantap ikan di tahun baru ini dilakukan dalam suasana gembira penuh tawa. 

Pangsit hingga Mie Panjang Umur

Pangsit

Pangsit termasuk dalam makanan China klasik berusia hampir 1800 tahun dan merupakan menu khas Imlek. Untuk sajian tahun baru, pangsit ini biasanya dibentuk menyerupai uang kuno Tiongkok yang seperti kapal, oval dan naik di kedua ujungnya.

Menurut kepercayaan kuno, semakin banyak pangsit yang Anda makan maka akan semakin banyak juga uang yang bisa Anda hasilkan di tahun baru.

Umumnya pangsit diisi dengan udang, ikan, ayam, sapi atau daging babi cincang dan sayuran. Dimasak dengan cara direbus, kukus, goreng, atau panggang. Sayuran yang dipakai untuk isian pangsit tahun baru adalah kol dan lobak dengan harapan kulit pemakannya menjadi semakin putih dan suasana hatinya menjadi lebih lembut. 

Lumpia

Lumpia atau spring rolls mendapat sebutan itu karena biasanya disajikan saat Festival Musim Semi (Spring Festival). Menu ini begitu populer di China bagian timur: Jiangxi, Jiangsu, Shanghai, Guangzhou, Shenchen, Hong Kong, dan lainnya.

Niangao

Pengucapan niangao atau kue beras ini mirip seperti artinya, "setiap tahun semakin baik". Maknanya, semakin tinggi posisi Anda dan semakin sukses usaha Anda maka kehidupan pun semakin baik. Bahan utama niangao adalah ketan, gula, buah kastanye (chestnuts), kurma Tiongkok, dan daun teratai.

Tangyuan (bola-bola ketan manis)

Tangyuan adalah sajian utama dalam Festival Lampion di Tiongkok. Meski begitu, orang-orang di Tiongkok bagian selatan memakan sajian ini saat Festival Musim Semi. Pengucapan dan bentuk tangyuan yang bulat menyimbolkan persatuan dan kebersamaan. Karenanya sajian ini sering disajikan sebagai menu Imlek.

Mie panjang umur (changshou mian)

Seusai namanya, mie panjang umur adalah simbol usia panjang. Ukurannya lebih panjang dari mie normal dan tak dipotong. Disajikan sebagai mie goreng atau direbus dengan kaldu.

Buah keberuntungan

Ada jenis buah tertentu yang disajikan selama perayaan Imlek seperti jeruk, jeruk keprok, dan jeruk Bali (pomelo). Buah-buahan tersebut dipilih karena bentuknya bulat dan berwarna "keemasan", simbol kekayaan namun lebih kepada penyebutan namanya yang menyerupai kata "keberuntungan" dalam bahasa Mandarin.

Mengonsumsi dan menyajikan jeruk dan jeruk keprok dipercaya membawa keberuntungan, nasib baik, dan kesuksesan. Sedangkan mengonsumsi jeruk Bali diyakini membawa kemakmuran yang terus-menerus. Semakin banyak Anda mengonsumsinya maka semakin banyak kekayaan yang didapat, begitu kata pepatah kuno.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya