Kebiasaan Sarapan Penuhi Psikososial Keluarga

Sarapan tingkatkan kualitas hubungan anak dan orangtua

oleh Bella Jufita Putri diperbarui 25 Feb 2016, 07:00 WIB
Diterbitkan 25 Feb 2016, 07:00 WIB
Menu Sarapan Pagi untuk Memulai Harimu di Filipina
Mengawali hari dengan makanan khas lokal di Filipina

Liputan6.com, Jakarta Momen kebersamaan dalam keluarga sangat dibutuhkan untuk meningkatkan keintiman secara psikologi antara orangtua dan anak. Namun padatnya aktivitas kadang menghalangi kebersamaan keluarga untuk sekedar berbincang atau makan malam bersama.

Dalam kampanye Frisian Flag berjudul "Bulan Sarapan Sempurna," Psikolog Keluarga Roslina Verauli, MPsi. Psi, berpendapat bahwa kebiasaan sarapan adalah cara efektif untuk penuhi psikososial antar anak dan orangtua.

Selain menjadi sumber energi tubuh, menambah cadangan energi, menambah zat pembangun dan pengatur, sarapan juga miliki manfaat untuk mempererat hubungan keluarga.

"Selain memperhatikan kandungan gizi pada makanan dalam sarapan, menjadikan sarapan sehat dan sempurna dapat terjalin dari proses sarapannya. Di mana orangtua dapat memastikan kualitas dan kuantitas sarapan sambil berbincang dengan anak-anak tentang keseharian mereka," ungkap Psikolog Roslina, dalam temu media di The Terrace, Senayan National Golf Club, ditulis Kamis (25/2/2016).

Menurut psikolog Roslina, sarapan adalah salah satu momen untuk berinteraksi bersama keluarga dengan sempurna. Tak hanya peroleh interaksi yang baik, membiasakan sarapan dapat melatih kedisiplinan dan self-regulation anak.

"Anak jadi bisa bangun tepat waktu dan datang ke meja makan dengan tepat waktu. Selain itu anak juga jadi terbiasa atau terlatih untuk bertanggung jawab atas makanannya. Untuk menghabiskan porsi makanan mereka dan bertanggung jawab untuk membersihkan alat makan yang selesai mereka pakai," pungkasnya.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya