Mengapa Berat Badan Arya Permana Bisa Obesitas Parah?

Kemungkinan besar ia memiliki gangguan hormonal di pusat otak, seperti diungkapkan dokter spesialis gizi klinik Samuel Oentoro.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 12 Jul 2016, 14:30 WIB
Diterbitkan 12 Jul 2016, 14:30 WIB
Arya Permana
Bocah asal Karawang Arya Permana menderita obesitas parah dengan berat badan mencapai 190 kg. (Liputan6.com/Gempur M Surya)

Liputan6.com, Jakarta Berat badan bocah asal Karawang, Arya Permana, masuk kategori obesitas sangat berat untuk anak berusia 10 tahun. Kemungkinan besar ia memiliki gangguan hormonal di pusat otak, seperti diungkapkan dokter spesialis gizi klinik Samuel Oentoro.

"Ini obesitasnya sangat berlebihan. Jadi kalau anak-anak tidak ada gangguan hormonal, tidak sampai segitu beratnya. Ini gangguan yang kompleks, sehingga nafsu makannya tidak bisa dikontrol. Alhasil dia makan terus karena tidak merasa puas," tutur dokter Samuel saat dihubungi Health-Liputan6.com pada Selasa (12/7/2016).

Menurut dokter Samuel, pada otak manusia terdapat pusat yang mengatur makan. Namun pada Arya, tampaknya ada gangguan, terutama di daerah hipotalamus.

Untuk menangani kasus ini, dibutuhkan penanganan multidisiplin dari berbagai bidang. Mulai dari dokter spesialis anak ahli endokrin, dokter anak ahli tumbuh kembang, serta dokter spesialis gizi. Untungnya kini Arya sudah berada di RS Hasan Sadikin Bandung Jawa Barat dan ditangani oleh 13 dokter spesialis.

Arya Permana, bocah obesitas asal Karawang, akhirnya dirawat di Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung. (Foto: Humas RS Hasan Sadikin)

Dokter Samuel yang tak menangani Arya berpendapat kemungkinan dokter akan melakukan dua hal. Pertama, mencari tahu masalah hormonal kemudian diatasi. Kedua, mengatur asupan makanan guna menurunkan berat badan Arya secara bertahap.

"Penanganan obesitas pada anak tidak bisa sembarangan. Jumlah makannya dikurangi, tapi tidak boleh berlebihan karena bisa mengganggu pertumbuhannya. Sehingga makanan yang diberikan cukup untuk menurunkan berat badan, tapi juga cukup untuk pertumbuhannya," kata dokter yang berpraktik di RS Siloam Semanggi Jakarta ini.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya