Liputan6.com, Jakarta Kita sering mendengar bahwa makanan atau vitamin tertentu dapat menurunkan peradangan dalam tubuh, tetapi sebuah studi baru menunjukkan bahwa ada hal sederhana yang dapat kita lakukan untuk memotong peradangan yakni dengan diet rendah kalori, seperti dikutip dari Foxnews, Jumat (22/7/2016).
Studi ini menemukan bahwa orang yang memotong asupan kalori sebesar 10 sampai 20 persen tiap hari selama dua tahun, mampu menurunkan peradangan kronis. Pengurangan peradangan ini membawa ke arah kondisi kesehatan yang lebih baik, yang menyebabkan orang tidak mudah sakit-sakitan dan berumur panjang.
"Pembatasan kalori mampu menurunkan risiko penyakit tertentu. Mengingat peradangan terkait dengan sejumlah kondisi, termasuk penyakit jantung, diabetes, kanker dan penuaan,"kata peneliti Dr. Luigi Fontana, seorang profesor kedokteran dan ahli gizi di Universitas Washington di St. Louis dan Brescia University di Italia.
Advertisement
Studi ini melibatkan 220 orang sehat yang secara acak ditunjuk untuk mempertahankan diet normal atau untuk memotong kalori harian mereka sebanyak 25 persen. Orang-orang dalam kelompok diet meski dibatasi tingkat kalori, namun mereka tetap mengonsumsi kalori 480 kalori sehari selama enam bulan pertama penelitian, kemudian 234 kalori per hari, selama 18 bulan. Mereka juga diberi asupan suplemen multivitamin dan mineral untuk mencegah malnutrisi.
Setelah dua tahun, orang-orang dalam kelompok restriktif-diet memiliki tingkat risiko lebih rendah terkena inflamasi, termasuk protein C-reactive dan TNF alpha, daripada orang-orang dalam kelompok kontrol. Mereka yang dibatasi kalori juga tidak menunjukkan perbedaan dalam tanggapan mereka terhadap vaksin atau kerentanan mereka terhadap infeksi.
Meski demikian para ahli mengingatkan bahwa masih terlalu dini untuk merekomendasikan orang harus mengurangi kalori karena alasan kesehatan. Karena menurut mereka olahraga dan menjaga berat badan dan diet yang sehat dapat berkontribusi pada pencegahan penuaan.
Karena studi sebelumnya (2015) menemukan bahwa beberapa orang dalam kelompok diet ketat justru meningkatkan risiko anemia dan malanutrisi. Untuk itu Katherine Tallmadge, seorang ahli diet menyarankan saat melakukan diet rendah kalori sebaiknya dengan pengawasan dokter dan ahli gizi.Â
Makanan berkalori tinggi kita dapatkan dari sumber bahan pangan seperti nasi, pasta, gandum, jagung, singkong, ubi, sagu, mi, sorgum, dan masih banyak lagi yang lain.